Jumat, 22 November 2024
Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa

Yusuf Fikri Peserta IBMLB, Mengajak Menekuni Industri Perkayuan Berpeluang Ekspor di Tengah Pandemi

Laporan oleh Chusnul Mubasyirin
Bagikan
Yusuf Fikri Efendi, penyuluh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur UPT Kayu Pasuruan, yang menjadi salah satu peserta Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa (IBMLB). Foto: Dok. Fikri

Siapa bilang industri perkayuan di Jawa Timur kalah bersaing dengan daerah lain? Itu hanya karena masyarakat belum melek dengan kondisi sebenarnya. Atau karena belum banyak anak muda yang tergerak mengembangkan industri perkayuan, sehingga banyak peluang ekspor terlewat begitu saja.

Setidaknya itu diakui Yusuf Fikri Efendi (25), mahasiswa S2 Manajemen Universitas Brawijaya Malang, yang juga penyuluh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur UPT Kayu Pasuruan. Menurutnya, kalau tidak ada milenial penerus di industri kayu, dikhawatirkan produk kayu di Tanah Air akan tergerus oleh serbuan produk mebelair dari luar negeri.

Kalau pun ada orang menilai produk kayu di Jawa Timur masih kalah dibanding produk serupa dari Jepara, menurut Yusuf, itu karena desain produk kayu Jatim monoton, konvensional, dan kurang mengikuti perkembangan desain terbaru. Padahal, dunia desain sudah berkembang pesat, yang bisa diterapkan untuk desain produk kayu.

“Lambatnya proses transfer desain produk kita, itu karena pelaku industri kayu di Jatim masih didominasi orang-orang lama. Dari dulu sampai sekarang, ya orang itu-itu saja yang berproduksi. Sentuhan desain dari anak-anak muda yang pintar desain, tidak sampai ke industri kayu kita,” cetusnya.

Hasil sisa produksi kayu di Pasuruan sangat melimpah sehingga dibutuhkan inovasi dan kreatifitas generasi muda agar bisa menjadikan nilai lebih pada limbah kayu. Yusuf Fikri (paling kanan) saat berdikusi dengan Kepala UPT dan Kepala Seksi Pelayanan Teknis di Pasuruan. Foto: Dok. Fikri

Kondisi itu dianggapnya kurang menguntungkan. Pelaku industri kayu mesti terbuka dengan perkembangan jaman. Baik dari unsur desain, persaingan pasar, hingga peluang ekspor yang mesti direbut.

“Saya ingin ikut membangun Jatim, khususnya Pasuruan, di sektor industri kayu. Jatim harus berkiprah lebih serius membangun industri kayunya, supaya punya sentra industri yang bisa dibanggakan. Pasuruan mesti punya destinasi, yang bisa menjadi rujukan bagi siapa pun, termasuk pasar asing, untuk mendapatkan produk kayu yang berkualitas dan berdaya saing,” harapnya.

Yusuf Fikri saat melakukan penyuluhan. Penyuluhan pada dasarnya suatu proses untuk menyebarkan pengetahuan, mengubah sikap, cara berfikir dan cara mengerjakan sesuatu kearah yang lebih baik. Foto: Dok. Fikri

Bersyukur karena gagasan itu bisa direalisasikan, meski mulai dari skala kecil. Dia mengajak komunitas anak-anak muda, mengembangkan kreativitas yang bisa membuka peluang bisnis. Mereka diajak untuk menemukan ide, bagaimana menjadikan limbah kayu untuk dibentuk menjadi produk unik, yang menghasilkan nilai ekonomi.

Bahkan Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim, mendukung penuh Industri perkayuan rencana pendirian Plaza Mebel di Pasuruan, sebagai sentra untuk memamerkan segala produk kayu yang berkualitas, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Termasuk mendukung rencana pendirian SMK khusus perkayuan, sebagai pusat pendidikan dan pelatihan generasi muda. Setidaknya menjadi kurikulum pendidikan, untuk diterapkan di wilayah penghasil dan pemroduk kayu di Jatim.

Yusuf Fikri saat melakukan kunjungan tatap muka kepada pelaku usaha di Pasuruan untuk mendengarkan dan mengindentifikasi permasalahan yang dihadapi. Foto: Dok. Fikri

Selain itu, untuk menarik minat generasi muda, Yusuf Fikri gencar mengadakan pelatihan disain interior dan furnitur. Dia khawatir anak muda salah dalam melihat industri kayu di Pasuruan, yang turun-temurun dilakoni orang tuanya sejak dulu. Apalagi kalau usaha mebelair keluarganya selama ini belum memberinya kesejahteraan. Akhirnya, tidak ada generasi muda yang mau melanjutkan usaha keluarga itu di masa depan.

Yusuf Fikri dan kawan-kawannya bahkan menunjukkan peluang ekspor di bidang industri kayu kepada mereka, untuk membuka wawasan para anak muda di Pasuruan supaya tergerak meneruskan usaha perkayuan.

“Yang mesti dipahami anak muda, industri kayu itu menjanjikan. Bukan bisnis kuno yang tidak bisa dikembangkan. Generasi muda, khususnya di Pasuruan, perlu mendalami bisnisnya, agar menemukan peluang yang sangat terbuka,” jelasnya.

Yusuf Fikri memberikan pelatihan kepada generasi muda/SMK pada 31 Mei 2021 di UPTI Kayu dan Produk Kayu Pasuruan untuk mengenalkan komoditi kayu dan peluang pasar yang masih terbuka lebar. Jika generasi muda mau berkecimpung dan mau berinovasi bisa menjadikan Pasuruan berjaya kembali dengan sentra industri mebel di Jawa Timur. Foto: Dok. Fikri

Kalau tidak ada generasi muda yang mau melanjutkan bisnis mebelair di Pasuruan, katanya,  bagaimana nasib 1400 IKM di Pasuruan, 10.120 industri pengolahan kayu di Jawa Timur baik yang kecil, menengah, maupun besar. Jumlah IKM mendominasi hampir 85% dengan total sejumlah 9.418. (catatan Disperindag Prov. Jatim 2021).

Karena itu, Yusuf Fikri dan UPT Kayu dan Produk Kayu Pasuruan berencana meluaskan gerakan ke berbagai pesantren di Jawa Timur. Upaya sinergi itu untuk membekali pelatihan, setidaknya agar para santri bisa mengolah limbah kayu menjadi barang bernilai ekonomi.

Selain itu, dia didukung penuh oleh atasan Kepala UPT Industri Kayu dan Produk Kayu dan Kepala Seksi pelayanan Teknis tempat Yusuf Fikri bekerja ingin menjadikan UPT Kayu sebagai pusat  pelatihan khusus perkayuan dan menjadi tempat uji kompetensi. Bahkan ingin mengembangkan pembinaan IKM di Jawa Timur, agar bisa membuka peluang lebih besar lagi dan go internasional, serta membawa nama Jawa Timur di kancah dunia.

Rencana besar seperti itulah antara lain yang disodorkannya untuk mengikuti program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa (IBMLB), persembahan Suara Surabaya Media bersama Universitas Surabaya (Ubaya). Para kurator menilai gagasan itu perlu mendapat sambutan dari berbagai pihak agar bisa terwujud, sehingga memilih Yusuf Fikri sebagai satu di antara peserta terpilih untuk mengikuti tahap berikutnya.

Untuk diketahui, sebelumnya ada 130 peserta Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa yang mendaftar, 99 peserta diantaranya lolos pada tahap selanjutnya.

Program kolaborasi Suara Surabaya dengan Ubaya ini diharapkan bisa menginspirasi Kawan Muda di tengah pandemi, dengan tujuan untuk membangkitkan semangat kepedulian khususnya kepada anak muda Indonesia.

Ke depan, Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa diharapan bisa menjadi wadah bagi anak muda yang memiliki prestasi, karya yang memberikan pengaruh positif, baik pada keluarga, lingkungan, serta masyarakat untuk mengembangkan soft skill.

Peserta yang lolos tahap selanjutnya kemudian mengikuti virtual gathering, personal development workshop, tes bakat minat dan konsultasi, serta diakhiri dengan leadership training dan awarding.

Peserta juga berpeluang mendapatkan beasiswa hingga 100 persen kuliah di Ubaya, baik jenjang S1 maupun S2. Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa ini persembahan Suara Surabaya Media dan Universitas Surabaya (Ubaya) The First University In Heart And Mind, didukung Dealer Vespasatya PT Satya Mandiri Motors, dan JETE – Best For Your Gadget. (cus/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs