Jumat, 22 November 2024

Menelusuri Kota Surabaya secara Virtual, Lewat Wajah-wajah Surabaya

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
flyer

House of Sampoerna, melalui Surabaya Heritage Track, membawa para trackers melihat dari dekat dan ikut menyelami Surabaya dalam balutan budaya khas Arek, semangat pergerakan arek-arek Suroboyo yang multikulural, serta identitas lainnya yakni sebagai kota pendidikan, perdagangan dan pelabuhan, dalam rangkaian tur virtual bertajuk: Wajah-wajah Surabaya.

Menelusuri Surabaya, tidak akan lepas dari kisah-kisah heroik pada kurun waktu November 1945. Tapi, sejatinya jika ditelusuri lebih jauh, sesungguhnya ibukota Jawa Timur ini memiliki banyak sisi menonjol lain yang dapat mewakili banyak hal, mulai dari figur kota, sekaligus berpotensi sebagai bagian dari wisata sejarah yang menarik.

Rangkaian tur Wajah-wajah Surabaya kini dikemas secara virtual, dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai dan pada kesempatan ini House of Sampoerna mengajak pesertanya, yang biasa disebut sebagai trackers, guna menyambangi sudut-sudut kota bersama tur Surabaya Kampung Metropolitan dan Kampung dari Seberang.

Surabaya sebagai metropolitan terbesar kedua di negeri ini, telah bergeliat jauh sebelum kolonialisasi Belanda terjadi. Keberadaan sungai Kalimas, yang juga muara bagi sungai Brantas, memberikan keuntungan tersendiri secara geografis, dimana perkampungan awal terbentuk dan tumbuh linier mengikuti bentang aliran sungai besar tersebut.

Keraton Surabaya yang berpusat tidak jauh dari Kalimas, dengan sejumlah kampung-kampung kecil penopang yang juga tersebar di sekitar kawasan sungai tersebut, diantaranya Peneleh, Maspati, Carikan, Plampitan, Bubutan maupun Ketandan yang hingga hari ini masih dapat dilihat dan dinikmati keberadaanya sebagai wujud preservasi kota.

Letak geografis yang strategis pula telah menjadikan Surabaya di masa lalu sebagai daya tarik bagi para pelaut asing yang diantaranya berasal dari Arab, Gujarat, China, juga Eropa untuk berniaga dan akhirnya bermukim, bertempat tinggal kemudian membentuk komunitas.

Dan dengan demikian maka lahirlah jejak budaya, dari segi tradisi maupun arsitektural, yang juga mendapat pengaruh dari pemberlakuan sistem segregasi wilayah di masa kolonial, hingga kini masih dapat ditemukan tersebar di sisi utara bagian Kota Surabaya dan memperkaya warna Kota Surabaya itu sendiri.

Sementara itu, dengan arti Menelusuri Jejak Warisan Surabaya, program SHT (Surabaya Herritage Track) diluncurkan di tahun 2009 dengan konsep tur keliling kota menggunakan bis bermodel kereta trem yang pernah berjalan di Surabaya tempo dulu.

Tracker (penumpang bis, atau para peserta track) dapat menikmati dan mengenal sejarah bangunan-bangunan cagar budaya, sejarah Kota Surabaya yang terkenal sebagai Kota Pahlawan, kisah Babad Surabaya, serta kekayaan ragam budaya khas Arek yang menjadi ciri khas Surabaya.

Dalam upaya untuk terus mendukung Surabaya sebagai destinasi wisata, Surabaya Heritage Track menyelenggarakan program daring berbentuk tur virtual. Program berbentuk tur virtual yang sudah diselenggarakan sejak Mei 2020 ini dapat dinikmati oleh masyarakat sebagai alternatif berwisata yang dapat dilakukan dari mana saja melalui gadget.

Rara Fahira pelajar sekolah menengah atas di Surabaya mengaku senang bisa tetap ikut tur, meskipun secara virtual melihat perkembangan sejarah Kota Surabaya dari berbagai sudut pandang. Tidak sekedar mengisi waktu luang tetapi tetap bisa menambah pengetahuan meskipun dilakukan hanya dengan menyaksikan lewat layar laptop.

“Paling tidak bisa melihat sesuatu yang baru. Karena aku belum pernah ikut tur seperti ini. Apalagi aku juga belum pernah jalan-jalan ke banyak tempat di Kota Surabaya. Fasilitas atau kesempatan seperti ini, menurutku bermanfaat. Tiap hari sekolah online, tapi kalau ada kegiatan seperti ini, bisa jadi sesuatu yang menyenangkan. Hiburan juga, dapat pengetahuan juga,” papar Rara Fahira, Senin (19/7/2021).(tok/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs