Jumat, 22 November 2024
Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa

Rumah Bidan Buatan Wisnu Hanifanto Peserta IBMLB, Tawarkan One Stop Healthcare Solution di Masa Pandemi

Laporan oleh Chusnul Mubasyirin
Bagikan
Wisnu Hanifanto peserta Indonesia Banghkit Muda Luar Biasa (IBMLB) yang berusia 25 tahun ini menawarkan ide Rumah Bidan, untuk memberikan layanan perawatan ala bidan berbasis aplikasi. Foto: Dok. Wisnu

Pandemi bikin banyak orang lebih berhati-hati –kalau tidak mau disebut paranoid– dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Bertemu kawan dan kolega harus berjarak, sejauh aman dari potensi penularan virus Covid-19. Menerima paket belanja online juga tidak berani langsung dari tangan delivery. Terpaksa harus ditaruh di depan pintu, setelah dilakukan sterilisasi semprot disinfektan.

Apalagi yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan, seperti makanan dan obat-obatan, kehati-hatian mendadak berlipat. Menerimanya dengan benak berkecamuk, apakah masakannya higienis dan diantar oleh delivery yang steril? Dan masih banyak lagi keraguan yang muncul, seiring menerima COD-an.

Ribet? Iya. Karena itu, Wisnu Hanifanto peserta Indonesia Banghkit Muda Luar Biasa (IBMLB) yang berusia 25 tahun ini menawarkan ide Rumah Bidan, untuk memberikan layanan perawatan ala bidan berbasis aplikasi. Ada layanan Baby & Mom Care, Bidan Praktik Mandiri, dan Catering Sehat, yang menjanjikan layanan paling sehat karena dikelola dengan protokol kesehatan ketat.

Hadirnya aplikasi Rumah Bidan, kata alumnus Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) angkatan 2013 itu, berangkat dari banyak peluang yang tersaji, baik dari perkembangan teknologi maupun situasi pandemi. Betapa di era industri 4.0, muncul banyak layanan berbasis aplikasi oleh para dokter dan rumah sakit. Sementara aplikasi untuk layanan bidan, belum ada.

Selain itu, masih banyak BPM (Bidan Praktik Mandiri) kecil hingga menengah, yang sepi atau minim pelanggan/pasien. Termasuk banyak orang yang belum terserap lapangan pekerjaan, terkena PHK, atau kondisi yang lain. Semua terasa serba susah, mencari kerja susah, mau buka usaha susah. Harus training dan belajar lagi, yang kadang membutuhkan biaya mahal dan menghabiskan waktu.

Stater pack mitra, berisi seragam medis merah, tas, masker, pin, id card, masker rumahbidan. Foto: Dok. Wisnu

Kalau mau layanan perawatan bayi di masa pandemi, juga dihadapkan pada risiko-risiko kalau harus keluar rumah. Apalagi harus membawa bayi yang rentan terhadap penyakit, virus atau kotoran di jalan. Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, menyadarkan semua orang akan pentingnya hidup sehat dan makanan sehat-higienis menjadi sangat penting.

Sebagai “pengepul” layanan ala bidan, kata Wisnu, Rumah Bidan siap menjadi wadah bagi bidan maupun penyedia baby spa & care dan katering sehat, baik skala kecil maupun menengah. “Siap maju berkembang bersama mitra, untuk menjangkau lebih banyak calon pelanggan atau pasien dan bisa meningkatkan kelas,” katanya.

Wisnu Hanifanto juga expert di bidang ISO 9001/ manajemen mutu, saat melakukan audit Sidoarjo pada Februari 2020. Foto: Dok. Wisnu

Hanya tinggal download gratis di playstore. Sekali klik, pesanan pelanggan segera terkirim ke rumah. Mudah dan aman, karena dibangun dengan disiplin protokol kesehatan.

Rumah Bidan juga menyediakan training dan perlengkapan gratis kepada mitra. Baik soal pengembangan usaha/warung, cara menyajikan dan mengemas yang sehat dan higienis, serta takaran gizi yang sesuai dengan kondisi pelanggan. Bahkan, dipromosikan gratis melalui media sosial, dan dicarikan kurir untuk mitra yang membutuhkan.

“Semua itu akan saya biayai sendiri, sebelum menemukan partner yang mau mengelola bersama-sama,” kata pemuda yang tinggal di Jl. Rembang Surabaya itu.

Untuk mensupport katering, dia mengaku, sudah punya kenalan petani yang sanggup menyuplai bahan ke Rumah Bidan. Harganya lebih murah, tidak perlu repot ke pasar, dan dijamin higienis.

Sementara ini, Rumah Bidan sudah menjalin kemitraan dengan bidan yang praktek di klinik-klinik skala kecil, serta bidan ahli dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

“Rumah bidan masih membatasi untuk jalinan kerjasama. Kalau sementara ini hanya mitra bidan di klinik kecil dan sepi, karena saya ingin maju bersama dan menikmati proses bersama mereka. Untuk bidan di klinik yang sudah ramai, nanti dulu,” ungkapnya.

Wisnu Hanifanto saat wisuda sarjana di kampus ITS Surabaya, bersama kedua orang tuanya. Foto: Dok. Wisnu

Konsep layanan bidang dalam satu aplikasi Rumah Bidan itulah, yang ditawarkan Wisnu dan kawan-kawan di program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa (IBMLB), yang dipersembahkan Suara Surabaya Media bersama Universitas Surabaya (Ubaya). Tidak heran, ide menarik itu mencuri perhatian para kurator, dan menobatkannya sebagai satu di antara peserta yang terpilih untuk mengikuti tahap selanjutnya.

Untuk diketahui, sebelumnya ada 130 peserta Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa yang mendaftar, 99 peserta diantaranya lolos pada tahap selanjutnya.

Program kolaborasi Suara Surabaya dengan Ubaya ini diharapkan bisa menginspirasi Kawan Muda di tengah pandemi, dengan tujuan untuk membangkitkan semangat kepedulian khususnya kepada anak muda Indonesia.

Ke depan, Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa diharapan bisa menjadi wadah bagi anak muda yang memiliki prestasi, karya yang memberikan pengaruh positif, baik pada keluarga, lingkungan, serta masyarakat untuk mengembangkan soft skill.

Peserta yang lolos tahap selanjutnya kemudian mengikuti virtual gathering, personal development workshop, tes bakat minat dan konsultasi, serta diakhiri dengan leadership training dan awarding.

Peserta juga berpeluang mendapatkan beasiswa hingga 100 persen kuliah di Ubaya, baik jenjang S1 maupun S2. Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa ini persembahan Suara Surabaya Media dan Universitas Surabaya (Ubaya) The First University In Heart And Mind, didukung Dealer Vespasatya PT Satya Mandiri Motors, dan JETE – Best For Your Gadget. (cus/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs