Sabtu, 23 November 2024

Cerita Nakes: Tak Bisa Tidur Khawatir Oksigen Pasien Habis

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Ilustrasi

Perjuangan para tenaga kesehatan (nakes) di Kota Surabaya dalam melayani pasien Covid-19 tidak boleh sia-sia. Kerja kerasnya merawat pasien Covid-19 maupun non Covid-19 tak pernah henti dilakukan.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, sejak awal pandemi hingga saat ini ratusan nakes sudah terpapar Covid-19. Sebagian dari mereka sembuh, tak sedikit pula yang berpulang.

Semua itu, dilakukan para nakes tidak lain selain mengutamakan keselamatan masyarakat.

Arif Setiawan Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Penunjang Medik RSUD dr Mohamad Sowandhie, misalnya. Di ceritakan bagaimana dia menangani pasien Covid-19.

Melihat keterbatasan jumlah nakes dia pun sampai rela mengorbankan jatah liburnya demi memberikan penanganan terbaik kepada para pasien.

“Kami harus semangat, tidak libur. Rekan-rekan kami sebagian harus isoman karena terpapar. kami yang sehat ini terus berjuang,” kata Arif, Kamis (15/7/2021).

Arif menceritakan, saat bertugas di RSUD dr Mohamad Sowandhie jumlah bed yang disediakan untuk pasien Covid-19 berjumlah 90 tempat tidur.

Seiring pertambahan kasus akhirnya RSUD tersebut terus menambah bed hingga berkapasitas 161 orang.

“Kami pun rombak lobby juga menjadi ruangan. Bagaimana pun caranya kami terus berusaha supaya masyarakat yang sakit bisa tertampung. Kami ingin mereka sembuh,” ujar dia.

Selain itu, kini Arief yang bertugas ditempatkan di Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) mengaku cukup ekstra tenaga saat bertugas.

Apalagi, menurutnya, pasien di sana mengalami gejala ringan dan berat. Dia menyebut, ada pasien yang datang dengan kondisi saturasi sudah di bawah 80.

“Saya kalau mengawasi oksigen saat jaga malam tidak bisa tidur. khawatir oksigen pasien habis. Tiap satu jam saya tengok satu per satu sampai subuh,” ujarnya.

Itu baru oksigen. Belum perawatan yang lainnya. Seluruh nakes, kata dia, berupaya maksimal menyembuhkan pasien. Tetapi lonjakan kasus terjadi begitu cepat.

Disiplin  Makan Tepat Waktu  dan Minta Pengertian Suami

Hal yang sama juga dialami oleh Joyce Hestia Nugrahanti Kepala Puskesmas Ketabang Surabaya. Bagi dia, tidak ada nakes yang tidak ingin pasiennya sembuh.

Dia menilai, kesembuhan pasien adalah yang utama. Apalagi Puskesmas Ketabang mewilayahi penanganan pasien dari perkantoran dan pemukiman di sekitarnya.

“Kami merawat warga yang isoman, kami juga lakukan vaksinasi. 3T (tracing, testing dan treatment) tetap kami jalankan. Dan pelayanan umum pun juga tetap buka,” kata Joyce.

Dengan nakes berjumlah 41 orang, Joyce mengaku terkadang sedikit mengalami kesulitan dalam membagi kegiatan.

Misalnya, pada hari yang sama terdapat pelaksanaan kegiatan secara vaksinasi massal, tes usap massal dan penanganan pasien terpapar hingga tetap melakukan 3T.

Apalagi, beberapa nakes yang juga harus melakukan isolasi mandiri akibat terpapar Covid-19.

“Kami buat prioritas. Mana lokasi yang membutuhkan dokter, atau perawat, atau bidan yang menjadi tim swaber. Misal skrining, biasanya bisa tim swaber bisa juga nakes yang lain. Kami harus mengatur sedemikian rupa supaya dokter kami yang hanya lima orang ini bisa menangani semuanya,” kata dia.

Dwiastuti Setyorini, Kepala Puskesmas Rangkah berpesan kepada nakes yang mayoritas adalah perempuan, agar  suaminya dapat mengerti keadaaan saat ini. Foto : Humas Pemkot

Tidak berhenti sampai di situ, puskesmas yang kini buka 24 jam menjadi tantangan tersendiri bagi para nakes untuk lebih semangat.

Oleh sebab itu, kondisi sekarang tak lantas membuat Joyce dan jajarannya patah semangat. Menurutnya, pada kondisi saat ini lah jihadnya para nakes.

Meskipun beban kerjanya dinilai semakin berat, dengan jumlah personel yang sedikit ia mengajak jajarannya untuk selalu semangat menjaga stamina.

“Saya sampaikan jihadnya nakes sekarang, gimana caranya dengan jadwal kerja yang banyak tetap sehat, vitamin. Istirahat berkualitas. sehingga tetap sehat dan kuat. Kalau yang jaga malem besoknya kami upayakan libur,” katanya.

Sementara itu, Dwiastuti Setyorini Kepala Puskesmas Rangkah mengaku jam istirahatnya memang berkurang karena lembur setiap hari.

Tetapi satu hal yang menjadi pesannya kepada para nakes untuk tidak terlambat makan. Ini menjadi penting supaya imun para nakes tidak menurun sehingga maksimal melayani warganya.

“Saya juga berpesan kepada nakes yang mayoritas adalah perempuan. Sampaikan kepada suaminya agar dapat mengerti keadaaan saat ini,” kata Ririn.

Ririn memastikan, memang saat ini Kota Pahlawan sedang membutuhkan relawan di bidang tenaga kesehatan. Dia juga menceritakan berbagai kendala, suka duka, hingga tantangan yang setiap hari dihadapinya.

Dia tetap yakin, tidak ada kesulitan yang tidak ada jalan keluarnya.

“Ini adalah saatnya kami diuji apakah kami ini benar-benar tenaga kesehatan atau tidak. Apalagi wilayah Tambaksari ini lumayan luar biasa tantangannya,” ujarnya. (man/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs