Jumat, 22 November 2024

Kimchi Sehat, Camilan saat PPKM Darurat yang Terinspirasi Drama Korea

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Kimchi sehat karya mahasiswi Ubaya nikmat dijadikan camilan. Foto: Humas Ubaya

Terinspirasi nonton Drama Korea (Drakor) saat PPKM Darurat, mahasiswi Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya) berkreasi membuat resep kimchi sehat. Marcella Reina, mahasiswi semester enam berbagi resep kimchi buatannya agar bisa menjadi ide makanan atau camilan sehat yang mudah dibuat.

Marcella bilang, resep kimchi itu sangat mudah dibuat dan cocok dinikmati ketika menonton Drakor. Lewat resep ini dia pun mengingatkan kepada masyarakat agar terus meningkatkan imunitas tubuh dengan melakukan aktivitas yang positif dan tetap mengonsumsi makanan sehat selama PPKM darurat.

“Waktu itu suka kimchi karena sering nonton drama Korea. Kemudian ingin makan kimchi, tapi takut kalau pesan online nanti rusak atau sudah nggak fresh lagi selama di perjalanan. Karena ada waktu cukup panjang di rumah, jadinya mulai coba berkreasi membuat sendiri,” ujar Marcella, Kamis (14/7/2021).

Ada keuntungan lain dengan membuat Kimchi sendiri di rumah, kata Marcella. Menurutnya, dengan membuat sendiri maka masyarakat bisa mengatur kadar keasaman dari kimchi. Hal itu disebabkan karena adanya proses fermentasi pada pembuatan kimchi. Proses fermentasi tersebut terjadi ketika kimchi ada pada tahap penyimpanan.

Pertama, kata Marcella,  perlu menyiapkan bahan utama sawi putih utuh yang segar. Potong memanjang dan dicuci bersih dengan air matang. Selanjutnya gunakan garam dan ratakan pada seluruh bagian sawi. Lalu diamkan selama 3 sampai 4 jam hingga air pada sawi keluar dan ketika ditekuk sawi tidak patah.

Setelah itu, cuci bersih sawi dan bilas lagi dengan air matang sembari merebus kelp dan jamur shitake hingga berwarna cokelat dan masukkan ke dalam campuran air dengan tepung maizena. Pastikan campuran air dan tepung maizena itu tidak menggumpal. Kemudian tambahkan gochugaru sebanyak 70 gram atau sesuai selera, atau bisa diganti bubuk cabai.

Supaya menimbulkan rasa kimchi tradisional, Marcella mengingatkan untuk tidak lupa menambahkan kecap ikan sebanyak 75 ml. Jangan lupa juga untuk menambahkan 15 siung bawang putih dan 1 ruas jahe.

Sebagai bahan opsional, penyuka Kimchi bisa menambahkan wortel, daun bawang, lobak, dan sebagainya yang sudah dipotong memanjang seperti korek api. Setelah itu semua bahan dicampur hingga merata. Proses ini disebut dengan pembuatan bumbu gochujang.

Kemudian campurkan sawi yang telah disiapkan dengan bumbu gochujang dan lumuri hingga merata. Selanjutnya, masukkan ke dalam wadah yang kedap udara. Gunakan wadah yang memiliki penutup atau pengunci rapat di bagian kedua atau keempat sisinya.

Kalau punya wadah yang tidak memiliki penutup, Marcella menyarankan menggunakan alumunium foil atau plastic wrap sebagai penutup. Setelah itu letakkan wadah ini pada suhu ruang minimal 2 hari. Setelah terfermentasi, masukkan kimchi pada kulkas. Penyimpanan kimchi pada suhu dingin dapat memperlambat proses fermentasi sehingga rasanya tidak terlalu asam.

“Jika kimchi sudah timbul jamur seperti bintik atau titik hitam, biru, atau hijau sebaiknya dibuang. Kimchi yang diolah dan disimpan dengan tepat biasanya bisa bertahan lama. Tapi karena saya pencinta Kimchi 5 hari saja langsung habis,” ujarnya sembari tertawa.

Mahasiswi yang mengidolakan aktor Park Seo-joon itu bilang, Kimchi resep olahannya itu bisa langsung dikonsumsi atau dihidangkan dengan mie maupun makanan lain, atau diolah lagi menjadi omelet dan nasi goreng kimchi.

Dr. Gabriel Tirtawijaya, S.Pi., M.Si., M.Eng., Dosen Fakultas Teknobiologi UBAYA yang saat ini sedang menjalani Post-Doctoral di Seafood Research Center, Industry-Academic Cooperation Foundation (IACF) Silla University, Korea Selatan menyampaikan bahwa kimchi sering dikonsumsi warga Korea karena telah menjadi tradisi mereka sejak lama.

Selain itu, kata dia, warga Korea juga percaya bahwa Kimchi memberi manfaat kesehatan bagi tubuh. Cita rasa yang ada pada kimchi pun sesuai dengan makanan harian mereka.

“Kimchi merupakan sayuran fermentasi yang mengandung multivitamin. Mulai dari vitamin A, B kompleks, dan C. Ditambah juga, mineral seperti kalsium, magnesium, kalium, dan zat besi. Serta adanya karotenoid yaitu beta-karoten dan lutein, serat pangan, dan bumbu fungsional seperti bawang putih dan jahe. Sebagai makanan fermentasi, kimchi merupakan alternatif probiotik non susu yang berperan sebagai pangan fungsional,” katanya.

Senyawa yang terkandung dalam Kimchi seperti b-sitosterol, benzyl isothiocyanate, thiocyanate, polifenol, dan glukosinolat terbukti memelihara kesehatan pencernaan serta memiliki aktivitas antikanker, antiobesitas, antioksidan, dan meningkatkan imunitas.

Menurutnya, sayuran yang umum difermentasikan adalah sawi putih (chinese cabbage; Brassica rapa pekinensis). Namun, dapat juga menggunakan sayuran lainnya seperti lobak, timun, atau sawi hijau.

“Tentunya jenis sayur yang berbeda memiliki komposisi nutrisi yang berbeda pula. Rasanya yang khas, asam dan pedas, menjadikan kimchi cocok sebagai makanan pendamping harian. Jadi kimchi baik dikonsumsi untuk memelihara dan menjaga kesehatan,” tutup Gabriel Tirtawijaya.(tok/tin/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs