Program vaksinasi untuk Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10 Surabaya tengah dilaksanakan hari ini, Kamis (15/7/2021) untuk meningkatkan herd immunity warga sekolah sebelum melaksanakan pembelajaran tatap muka (luring).
Drs. M. Masykur HS. M.Si Kepala SMPN 10 Surabaya mengatakan pihak Dinas Pendidikan telah mengimbau akan ada vaksinasi untuk lingkungan sekolah sejak seminggu lalu. Kemudian, ada perubahan pelaksanaan vaksinasi agar dilakukan di Stadion Gelora 10 Nopember Tambaksari, namun informasi itu kemudian berubah kembali pada kemarin siang, bahwa vaksinasi tetap dilakukan di sekolah.
“Kemudian kemarin siang dapat arahan bahwa sekarang dikembalikan ke sekolah lagi. Makanya kemudian kita sudah bergerak, karena sudah ada data dari grup wali kelas,” terangnya.
Masykur juga mengungkapkan bahwa telah mendapatkan informasi berupa jumlah kuota penerima vaksin gelombang pertama sebanyak 300 orang.
“Kita dapat 300 sementara hari ini ya langsung kita pilih yang daftar pertama 300 itu kita infokan,” jelasnya.
Pihaknya mengatakan sudah melakukan persiapan yang matang karena sejak ada pemberitahuan, pihaknya langsung mengumumkan pada wali murid untuk bersiap-siap.
“Oh sudah siap, karena dari awal ortu udah kita sampaikan menunggu penjadwalan siap setiap saat mengantarkan putra putrinya. Jadi konsepnya harus diantarkan jadi gak boleh anaknya datang sendiri,” ungkapnya.
Selanjutnya, berdasarkan informasi yang diterima Masykur, kuota vaksinasi tahap pertama gelombang kedua untuk SMPN 10 berjumlah 500 orang sehingga diperkirakan selesai dalam waktu dua hingga tiga hari.
“Besok sudah lima ratus, informasi yang kami dapatkan, jadi mungkin dua tiga hari ke depan selesai,” katanya.
Pihaknya berharap program vaksinasi ini mampu meningkatkan kekebalan kelompok sehingga ketika pembelajaran tatap muka berlangsung, orang tua menjadi tenang.
“Jadi kalau diharapkan nanti siswa sudah punya, sudah pernah divaksin kemudian herd immunity sudah terbentuk kan. Setidaknya orang tua tidak was-was ketika mengizinkan anaknya ke sekolah,” ujarnya.
Sebagai kepala sekolah, Masykur juga menerima berbagai aspirasi dari wali murid. Kebanyakan, para wali murid berharap pemerintah segera mengizinkan pembelajaran tatap muka. Lebih lagi SMPN 10 menjadi satu dari 11 SMP negeri yang sudah melakukan simulasi pembelajaran luring di awal tahun 2021.
“Harapannya ya sebenarnya kami terutama di SMPN 10 ini kami kan mendengar aspirasi orang tua, orang tua mengharapkan tatap muka. Jadi ini kan salah satu usaha ikhtiar agar ketika terjadi tatap muka itu anak setidaknya sudah dibentengi dengan kekebalan tubuh melalui vaksinasi,” harapnya.
Masykur mengatakan, sebanyak 30 persen siswanya berasal dari keluarga yang tidak memiliki gawai sehingga mengalami kesulitan selama pembelajaran daring.
“Ada tiga kelompok di sekolah kami, a b c, nah yang c nya itu ada 30 persenan yang tidak punya gawai. Itu yang kasian jadi kalau kita beri penugasan itu dia nyaris tidak dapat keterangan dari guru sama sekali, hanya tugas berupa paper. Jadi mereka harus belajar struktur mandiri betul. Jadi kita kasihan itu, makanya orang tua itu nanya pak kapan kita mulai tatap muka. Ya kita kemudian menunggu arahan dari kebijakan pemerintah,” jelasnya.
“Tunggu aja, begitu kebijakan pemerintah membolehkan tatap muka Insyaallah kita akan jadwalkan meskipun dengan terbatas, tapi sudah kita atur terbatasnya itu,” pungkasnya.(frh/ipg)