Momentum Idul Adha yang jatuh kurang dari sepekan lagi, biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk mudik atau bersilaturahmi ke kampung halaman. Tetapi, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang belum terkendali, akhirnya mengharuskan pemerintah mengeluarkan kebijakan tertentu agar tidak memperparah kondisi yang terjadi.
Gitadi Tegas Supramudyo Pakar Kebijakan Publik Unair menyarankan adanya optimalisasi dari kebijakan yang telah ada.
“Dalam PPKM Jawa-Bali sudah terdapat aturan pembatasan yang pada dasarnya mengurangi mobilitas masyarakat, sehingga yang dibutuhkan dalam konteks Idul Adha adalah mengoptimalkan implementasi dari kebijakan dan aturan-aturan PPKM mikro,” ungkapnya seperti dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Rabu (14/7/2021).
Dalam tanggapannya, ia juga menganjurkan adanya keterlibatan komunitas yang lebih kecil.
“Menurut saya perlu dibenahi untuk menurunkan implementasi dari sekadar kebijakan besar yang abstrak menjadi tingkat yang lebih kecil, misalnya di tingkatan komunitas-komunitas lebih kecil seperti RT/RW, kampus, kantor, dan institusi,” tambahnya.
“Selain itu, untuk mengurangi mobilitas melalui penutupan jalur-jalur kecil, dibutuhkan kerja sama dari komunitas lokal,” sebutnya.
Meski telah berusaha mengurangi mobilitas masyarakat, pengajar Departemen Administrasi Publik tersebut menyarankan pemerintah untuk tetap mengantisipasi adanya masyarakat yang lolos untuk mudik saat Idul Adha.
“Berkaca pada pengalaman sebelumnya, pasti ada yang lolos karena tidak mungkin menutup semua jalan. Sehingga dibutuhkan antisipasi dalam hal ini,” paparnya.
Dia menjelaskan tempat tujuan, pemberhentian atau peristirahatan di sepanjang perjalanan mudik juga berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19.
“Jadi, ada baiknya di tempat tujuan mudik disediakan swab antigen, PCR, atau tempat isolasi yang sekiranya relatif masih bisa dijalankan untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19,” pungkasnya.
Kesadaran masyarakat dan rasa saling menjaga di komunitas-komunitas kecil menjadi salah satu faktor penentu, agar momen Idul Adha tidak menjadi momen peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia.(frh/ipg)