Legislator meminta Pemerintah Kota Surabaya mengalihkan sementara anggaran operasional Suroboyo Bus untuk penanganan Covid-19 selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Melansir Antara, Rabu (14/6/2021) Imam Syafi’i Anggota Komisi A DPRD Surabaya meminta Dinas Perhubungan Surabaya mengevaluasi operasional Suroboyo Bus di masa PPKM Darurat yang dinilai kurang ada manfaatnya.
“Bahkan keberadaan bus ini justru dimanfaatkan warga untuk sekadar jalan-jalan. Padahal di masa PPKM Darurat, pemerintah mengimbau warga, supaya di rumah saja, untuk memutus penularan Covid-19,” katanya.
Imam tidak ingin keberadaan bus justru memfasilitasi warga untuk bepergian dengan tujuan tidak penting sekaligus akan menjadi kontradiksi dengan aturan PPKM Darurat yang mengimbau warga agar tidak keluar rumah.
Untuk itu, Imam menyarankan agar opersional Suroboyo Bus yang bisa menjadi pemicu penularan Covid-19 agar dihentikan sementara. “Sopir dan kernetnya juga sangat berisiko tertular,” ujarnya.
Tak hanya itu, lanjut dia, anggaran operasional bus tidak sepadan dengan jumlah penumpang yang sangat minim. Bahkan, Imam melihat sendiri sepanjang perjalanan dari Jembatan Merah sampai Joyoboyo, hanya ada dua penumpang Suroboyo Bus.
“Mereka ini bukan pekerja sektor esensial maupun kritikal. Hanya sekedar ingin jalan-jalan,” katanya.
Lebih baik, menurut Imam, anggarannya dialihkan untuk memberi bantuan sembako kepada warga terdampak Covid-19 selama PKKM Darurat.
“Saat ini ada 18 bus yang beroperasional. Lumayan kalau anggaran BBMnya untuk membeli sembako kemudian disalurkan ke masyarakat,” ujarnya.
Imam ingin Pemkot Surabaya benar-benar memperhatikan kebutuhan pokok masyarakat di masa PPKM Darurat. “Kasihan banyak masyarakat yang tidak bisa bekerja, bekerja mereka dibatasi. Kasihan para pekerja harian,” katanya.
Imam juga mengatakan penghentian sementara Suroboyo Bus bisa membantu kelangsungan sopir bemo dan lyn yang saat ini makin kesulitan mendapatkan penumpang. Apalagi banyak penyekatan jalan sehingga sopir angkot dan lain harus putar mencari jalan alternatif.
“Ujung ujungnya menambah anggaran beli BBM,” pungkasnya.(ant/frh)