Sabtu, 23 November 2024

Nakes di Surabaya Tanggapi Kontroversi Pernyataan dr Lois ‘Tak Percaya Ada Covid-19’

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
dr Lois Owien. Sumber : Instagram

Pernyataan  dr Lois Owien yang tak mempercayai adanya Covid-19 cukup disayangkan para tenaga kesehatan (nakes) di Surabaya. Salah satunya Dr. dr. Meity Ardiana Sp.JP(k), FIHA. Sekretaris Departemen Kardiologi Kedokteran Faskular FK Unair. Ia menilai apa yang disampaikan dr Lois dapat menghambat upaya penanggulangan Covid-19 yang akan menjadi lebih berat dan rumit.

“Adanya oknum sejawat yang tidak percaya akan keberadaan Covid-19 dan terlebih lagi menyebarkan informasi-informasi yang tidak sesuai kenyataan dan bukti-bukti ilmiah yang ada, tentunya sangat meresahkan dan merugikan bagi masyarakat di tengah musibah pandemi yang kian memberat ini,” ujarnya, Selasa (13/7/2021).

Meity menuturkan, pandemi ini memiliki efek psikis yang kurang baik bagi masyarakat, terutama masyarakat awam yang mungkin cukup asing dengan tahapan dan keilmuan kesehatan. Sehingga tidak jarang masyarakat lebih memilih untuk mempercayai opini yang dapat memberikan rasionalisasi terhadap keinginan pribadinya, meskipun bertentangan dengan fakta ilmiah yang telah diteliti dan dikemukakan oleh para ahli yang mendalaminya.

“Saat seorang dokter memberikan suatu opini yang kontroversial dan bertentangan dengan konsensus, kelompok masyarakat tertentu ini dapat terpicu untuk lebih meyakininya dan pada akhirnya memilih untuk tidak turut serta dalam upaya-upaya penanggulangan pandemi. Akibatnya, pandemi akan semakin berkembang dan upaya penanggulangannya akan menjadi lebih berat dan rumit,” jelasnya.

Meity menegaskan, seorang dokter berkewajiban tidak hanya untuk mengobati pasien, namun juga memberi edukasi yang baik dan berbasis ilmiah pada masyarakat. Dokter perlu melalui berbagai tahapan pembelajaran dan pengembangan ilmu seumur hidupnya sebelum dapat mempraktikkan suatu disiplin keilmuan terhadap subyek manusia.

“Oleh karena proses yang panjang dan kompleks ini, masyarakat tentunya memiliki rasa penghormatan yang lebih kepada dokter akan opininya terhadap hal-hal yang terkait ilmu kesehatan,” tukasnya.

Meity menegaskan seorang dokter harus ikut memberikan edukasi yang terbaik bagi masyarakat umum berdasarkan perkembangan ilmiah yang mutakhir.

With great power, comes great responsibility. Di tangan dan ucapan kita lah letak masa depan dan nyawa seseorang bisa saja terpengaruhi,” tegasnya.

Opini dr Lois Tak Bisa Dipertanggung Jawabkan Secara Ilmiah

Misutarno,S.Kep.,Ns .M.Kep ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Surabaya, turut angkat bicara soal kontroversi dr Lois.

“Miris ya di tengah nakes kita berjuang menangani pasien Covid-19 yang setiap hari terus berdatangan, ada oknum (dokter) yang beropini yang belum bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya,” katanya prihatin.

Misutarno mengungkapkan jika ada satu orang berpendapat yang belum bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya maka bisa dikatakan bahwa itu hanya mitos semata.

Dia pun menghimbau masyarakat untuk tidak menelan mentah-mentah opini yang tak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk menilai sebuah opini tentang Covid-19. Pertama, bagaimana pendapat yang sudah ada dari para pakar tentang Covid-19. Kedua, bagaimana studi ilmiah atau berbagai hasil penelitian yang sudah ada terkait Covid-19. Ketiga, apakah opini tersebut disampaikan hanya satu orang atau lebih dengan kriteria (orang) yang sudah berkompeten.

“Jadi kalau tidak sesuai dengan ketiga aspek tersebut berarti opini yang disampaikan hanya mitos. Mitos kan itu belum bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya,” tegasnya.

Sebagai tambahan informasi, dr Lois sendiri kini sudah ditangani oleh lembaga yang berwenang seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan statusnya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian. (man/ipg)

Berita Terkait

Mabes Polri Benarkan Penangkapan dr Lois


Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs