Sri Untari Bisowarno Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) mengatakan, di era pesatnya perkembangan teknologi seluruh gerakan koperasi didorong untuk bisa melakukan inovasi dan bertransformasi pada dunia digital.
“Untuk bisa mengikuti perkembangan zaman ini, kita tidak boleh ketinggalan. Digitalisasi menjadi hal pokok yang harus kita lakukan karena kita akan terhubung dari produk satu ke produk lain, dari produsen ke konsumen, dari satu negara ke negara yang lain. Cukup dengan internet kita bisa belanja keluar negeri,” kata Untari.
Dia sampaikan itu di acara webinar memperingati Hari Koperasi Nasional ke-74 Tahun 2021, Senin (12/7/2021). Di webinar nasional bertajuk ‘Transformasi Digital Koperasi Menuju Bisnis Modern yang Kuat dan Bermartabat’ ini, Untari menyampaikan materi dari Gedung Koperasi Setia Budi Wanita Malang.
Pegiat koperasi yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini mengungkapkan, sesuai data sensus penduduk pada 2020, Indonesia yang berpenduduk 275 juta orang dengan 65 persen di antaranya adalah kaum milenial dan Gen Z, mengharuskan koperasi untuk merangkul generasi muda untuk regenerasi koperasi di masa depan.
Bahkan, lanjut Untari, generasi milenial yang lebih melek digital juga perlu dilibatkan dalam kepengurusan koperasi di semua level, agar regenerasi koperasi bisa lebih tumbuh berkembang, sehingga semangat gerakan koperasi menjadi solusi bagi bangsa dan negara Indonesia.
“Mari kita pelan-pelan menciptakan generasi baru di koperasinya masing-masing. Harapan saya ke depan, kalau ada rapat anggota mari beri kesempatan kepada anak-anak muda untuk menjadi pengurus, minimal 35 persen bahkan 50 persen. Kalau pengurusnya 5, berikan kepada mereka 2, kalau 7 kasih mereka 3. Hal ini untuk regenerasi kita, agar kemudian mereka tidak berpikir bahwa koperasi terlalu jadul, kuno, lalu mereka tidak mau bersama kita,” ajaknya.
“Kita akan bisa menciptakan generasi muda ini menjadi bonus apabila kita mampu mengarahkan mereka, membimbing mereka, memberikan kesempatan mereka untuk berbuat dalam rangka menyusun sebuah entitas ekonomi bernama koperasi,” tambah perempuan yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim ini.
Tak hanya persoalan regenerasi, di webinar yang diikuti pegiat koperasi di Indonesia ini juga membeberkan tantangan yang dihadapi koperasi untuk bisa terus survive pada situasi pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai ini. Menurutnya, pandemi Covid-19 ini menurunkan produksi koperasi 8-10 persen, bahkan mengurangi kecepatan koperasi untuk bergerak sampai 40 persen.
“Artinya, bahwa tidak ada satupun lembaga usaha yang tidak terkontraksi akan hal ini. Maka menurut saya, ini adalah tantangan kita untuk menjawabnya, dengan segala kecerdasan akal kita, dengan kecerdasan teknologi bagaimana kita menjawab tantangan zaman, situasi dan kondisi ini,” tegas Untari.
Peraih gelar doktor di Universitas Brawijaya Malang ini mengakui, di masa pandemi yang sudah satu tahun lebih berjalan, banyak koperasi yang omzetnya menurun. Keadaan seperti ini, terang Untari, membuat pegiat koperasi untuk terus berpikir bagaimana menciptakan peluang-peluang kerja melalui PP 7 tahun 2021.
“Melalui PP 7/2021, pemerintah sudah memberikan kesempatan pada semua koperasi, space project yang bisa dikerjakan koperasi mencapai angka Rp 15 miliar. Nah tinggal bagaimana koperasi bisa memanfaatkan ini agar bisa mengakses program pemerintah Indonesia agar kita ikut bersama-sama menguatkan ekonomi Indonesia dengan peran serta koperasi,” urai dia.
Untari pun mendorong pelaku koperasi di seluruh Indonesia untuk merumuskan berbagai solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini dan menjadi solusi bagi semuanya.
Dia mencontohkan koperasi Setia Budi Wanita Malang yang dipimpinnya, dengan menerapkan koperasi tanggung renteng menjadi solusi untuk menghadapi masalah koperasi pada situasi pandemi.
Koperasi berbasis tanggung renteng, jelas Untari, manfaatnya sangat besar. Sistem ini memberikan respon tentang bagaimana prinsip-prinsip koperasi, nilai-nilai koperasi di dalam jati diri koperasi, betul-betul mampu dilaksanakan.
“Karena sejatinya dari sistem koperasi ini adalah gotong royong. Saya melakukan penelitian bersama Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Perkoperasian (LP4) Trisakti Jawa Timur, dengan model tanggung renteng di masa pandemi hasilnya adalah mereka tetap eksis,” beber dia.
“Kuncinya adalah gotong royong oleh seluruh anggota, karena anggota sejatinya adalah pemilik koperasi. Saya mengatakan itu karena saya punya lab di koperasi yang saya pimpin,” imbuhnya.
Webinar ini juga dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Dr. (HC). Ir. H. Suharso Monoarfa, Wakil Ketua MPR RI Prof Dr Ir H Fadel Muhammad, dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Aria Bima.(den)