Sebanyak 17 mahasiswa Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas ambil peran dalam pelayanan pendidikan optimal pada peserta didik Sekolah Dasar (SD) dalam kondisi terbatas dan kritis selama pandemi Covid-19. Bagian dari Program Kampus Mengajar yang diprakarsai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Achmad Saiful Ulum, S.AB., M.AB., Koordinator Kampus Mengajar UHW Perbanas, menyatakan bahwa kegiatan kampus mengajar angkatan 1 tahun 2021 dibuka dan dimulai pada bulan Februari hingga Juni 2021. “Penugasan mahasiswa berlangsung selama kurang lebih 3 bulan, yaitu mulai dari 22 Maret hingga 25 Juni 2021,” terang Achmad Saiful Ulum usai Penutupan Program Kampus Mengajar Angkatan 1 secara daring, Senin (12/7/2021).
Achmad Saiful Ulum merinci, ada 3 mahasiswa berasal dari Program Studi Sarjana Ekonomi Syariah dan 14 dari Sarjana Manajemen. Mereka yang mengabdi untuk mengajar siswa SD sudah terbagi ke sejumlah daerah, di antaranya: Bekasi, Trenggalek, Nganjuk, Lamongan, Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, dan daerah lainnya. “Sebelum terjun ke lapangan dalam penugasan, mahasiswa pun dibekali materi oleh Kemdikbud. Selain itu, mereka juga diarahkan oleh dosen pembimbing lapangan dan guru pendamping,” tambah Achmad.
Materi yang disampaikan para mahasiswa diantaranya, Pedagogi Sekolah Dasar; Konsep Pembelajaran Jarak Jauh; Strategi Kreatif Belajar Luring dan Daring; Pembelajaran Literasi dan Numerasi; Aplikasi Asesmen dalam Pembelajaran; Etika dan Komunikasi; Aplikasi Merdeka Belajar Kampus Mengajar dan Monev Kampus Mengajar; Mahasiswa sebagai Duta Perubahan Perilaku di Masa Pandemi; Prinsip Perlindungan Anak; dan Profil Pelajar Pancasila.
Satu diantara mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar angkatan 1, Nadella Putri Shintani mengaku awalnya belum memiliki ekspektasi mendalam terkait pengalaman selama mengabdi di SD Negeri 4 Joho, Kabupaten Trenggalek. Dirinya merasakan banyak hal baru dan mengejutkan selama kegiatan, bahkan harus menginap di rumah satu diantara guru SD setempat karena jarak yang terbilang jauh.
“Banyak hal yang saya dapatkan dan pelajari. Ternyata mendidik anak sekolah dasar tidaklah mudah. Karena mereka sangat polos dan memilki rasa ingin tahu yang begitu besar. Jadi, kita harus berhati-hati dan sangat bijaksana dalam berkomunikasi dengan mereka, karena hal itu satu diantara proses pembentukan karakter,” kata Nadella Putri Shintani mahasiswi Sarjana Manajemen itu.
Meski berada di pulau Jawa, Nadella menyaksikan kondisi sekolah tempatnya bertugas masih kesulitan mendapatkan akses fasilitas pendidikan. “Hal ini mengingatkan saya pribadi untuk bersyukur atas kondisi saya sekarang karena masih diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk menempuh pendidikan sampai sejauh ini,” pungkas Nadella.(tok/ipg)