Mengajarkan cara menggambar bukanlah pekerjaan mudah. Mesti bertemu tatap muka dan berkumpul, agar teknik bisa ditransfer dengan mudah. Lalu bagaimana bisa dilakukan kalau di masa pandemi Covid-19 harus menjaga jarak, bahkan “meniadakan” pertemuan langsung sesuai protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus?
Sebagai pehobi menggambar, Rangga Aditya RR yang saat ini berusia 19 tahun, sempat terhenyak. Apalagi saat itu naluri menggambarnya sedang membuncah. Berbagai teknik menggambar yang sudah ditempuhnya, butuh ruang ekspresi leluasa untuk mengembangkan. Tapi pandemi seolah menyodorkan ruang gerak sebaliknya untuk berkarya.
Lama sebelum pandemi, pria muda yang baru lulus SMA itu mengaku, sedang giat-giatnya mengikuti kegiatan seni, seperti lomba maupun komunitas menggambar. Bergabung di ExtreamArt Indonesia, sebuah komunitas menggambar yang aktif membuka kelas belajar, diakui mendapatkan banyak ilmu dan teknik menggambar, yang sebelumnya tidak ia ketahui.
Adi Gunawan, satu di antara mentor ExtreamArt, yang banyak menginspirasi perjalanan kreatifnya. Menurutnya, sang mentor mengajari tanpa mengharapkan imbalan.
“Itu yang menjadi salah satu titik bagi saya, untuk menjadi sosok yang menginspirasi di masa pandemi,” kata pria yang mengaku sering menjuarai lomba mewarnai & menggambar sejak TK itu.
Seiring berjalannya waktu, kemampuannya meningkat. Hasil karyanya mulai mendapatkan penghargaan. Dari hobi mulai mendapatkan hasil secara ekonomi. Dari berbentuk uang sampai kesempatan berbagi ilmu menggambar di berbagai komunitas maupun organisasi.
Tapi ketika pandemi merangsek negeri ini, banyak hal berubah. Kegiatan berkumpul untuk belajar bersama komunitas menjadi sangat terbatas. Tidak bisa lagi seaktif seperti sebelumnya.
Tapi situasi itu, justru membuatnya mendapat ide memanfaatkan sebesar-besarnya dunia digital. Mengajar menggambar secara online, mengapa tidak? Gagasan itu kemudian dicobanya, membuka kelas skala kecil untuk belajar menggambar bersama secara gratis.
Percobaan itu ternyata membuahkan hasil bagus. Kelas menggambar online terbuka lebar untuk siapa saja yang ingin belajar atau mengembangkan bakat menggambar di masa pandemi. Tidak ada alasan lagi merasa kesulitan atau semacamnya. Tanpa menyebut angka, dia mengaku, ada banyak yang bergabung untuk belajar bersama secara online.
Dia dan kawan-kawannya kembali bisa berkarya dengan leluasa. Kata pria yang tinggal di Sidoarjo itu, “Banyak teman di sekitarku mulai mendapat manfaat dari adanya kelas online skala kecil. Bisa tetap produktif, saat banyak orang tidak mampu berbuat maksimal.”
Pengalaman itu memberinya keyakinan. Ke depan, dia berharap program itu bisa dikembangkan menjadi ruang kreatif yang bisa dijadikan rujukan untuk siapa saja pehobi menggambar.
Dari skala kecil, kelas online ingin dikembangkan menjadi skala besar. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua orang secara gratis. Bukan hanya di Indonesia, tapi di mana saja dan kapan saja bagi yang ingin belajar atau mengembangkan hobi menggambar.
Peraih juara 2 Piala Pelajar Menpora Nasional bidang sepak bola di tim Persebaya U-16 itu menyatakan, “Di masa depan, tidak ada lagi halangan untuk belajar karena alasan terbatas oleh waktu, tempat maupun ekonomi.”
Visi seperti itu tidak ingin dijadikannya sebagai sukses pribadi, tapi justru ingin dijadikannya kebanggaan bersama. Kiprahnya ingin ditularkan dan menjadi inspirasi semua orang di masa depan. Bermula dari kelas-kelas online, diharapkan nantinya bisa berkembang dan mendunia. Sekaligus menunjukkan betapa pandemi menawarkan peluang baru dan berbeda, bukan membungkam kreatifitas.
Alasan itu pulalah yang memberanikannya membawa ide dan gagasan itu dalam program “Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa” persembahan Suara Surabaya Media dan Ubaya.
Untuk diketahui, sebelumnya ada 130 peserta Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa yang mendaftar, 99 peserta diantaranya lolos pada tahap selanjutnya.
Program kolaborasi Suara Surabaya dengan Ubaya ini diharapkan bisa menginspirasi Kawan Muda di tengah pandemi, dengan tujuan untuk membangkitkan semangat kepedulian khususnya kepada anak muda Indonesia.
Ke depan diharapan Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa bisa menjadi wadah bagi anak muda yang memiliki prestasi, karya yang memberikan pengaruh positif, baik pada keluarga, lingkungan, serta masyarakat untuk mengembangkan soft skill.
Peserta yang lolos tahap selanjutnya kemudian mengikuti virtual gathering, personal development workshop, tes bakat minat dan konsultasi, serta diakhiri dengan leadership training dan awarding.
Peserta juga berpeluang mendapatkan beasiswa hingga 100 persen kuliah di Ubaya, baik jenjang S1 maupun S2. Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa ini persembahan Suara Surabaya Media dan Universitas Surabaya (Ubaya) The First University In Heart And Mind, didukung Dealer Vespasatya PT Satya Mandiri Motors, dan JETE – Best For Your Gadget. (cus/ipg)