Sabtu, 23 November 2024

Pasien Covid-19 Bisa Tetap Diet, Begini Aturan Mainnya

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi

Dokter Maria Ingrid Budiman, sp.GK., dokter spesialis gizi klinik mengatakan, pasien Covid-19 tetap bisa menjalani program penurunan berat badan atau diet asal memperhatikan gizi yang masuk ke dalam tubuh.

Dalam menurunkan berat badan, yang paling penting untuk diperhatikan adalah jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, nilai gizi seperti karbohidrat, protein, dan lemak juga harus ada dalam menu makanan.

“Kalau orang diet kan biasanya mengurangi asupannya banyak. Kalau dia lagi isolasi mandiri, kuranginya dikit-dikit dan yang paling penting kandungan gizi harus terpenuhi kebutuhannya,” kata Dokter lulusan Universitas Hasanuddin Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Gizi Klinik itu.

Maria menyampaikan hal itu dalam bincang-bincang di Instagram Live yang dikutip Antara pada Jumat (9/7/2021). Untuk mengurangi berat badan, kata dia, yang harus dipangkas adalah makanan berlemak dan manis. Makan daging pun diperbolehkan, asal membuang bagian lemaknya.

“Sebenarnya yang sering salah itu cara masak lauknya. Kalau daging doang enggak apa-apa, yang penting dibuang lemak-lemaknya jadi daging aja. Kalau makan telur, kuningnya dibuang. Kalau makan ikan, jangan digoreng,” kata Ingrid.

Ingrid menyarankan untuk mengubah cara memasak. Jika biasanya digoreng, kali ini cobalah untuk merebus, mengukus, atau memanggang. Nasi, kata dia, juga sebaiknya tidak dihindari. Tapi porsi idealnya adalah satu kepalan tangan.

“Jangan salah, tumis itu juga banyak minyaknya, terus bagusnya ya masak sendiri agar tahu takarannya. Jumlah dan jenis makanan yang masuk harus diperhatikan, kalau enggak sayang kalau malah sakit,” kata Ingrid.

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan vitamin A, D, C, E dan seng atau zinc bisa didapatkan dari makanan sehari-hari. Vitamin A, bisa ditemukan pada produk hewan atau tumbuhan seperti telur, hati, ubi jalar, wortel, ikan tuna, labu kuning, bayam, melon dan grape fruit.

“Kalau vitamin C jangan selalu jeruk. Jeruk itu urutan kelima. Yang banyak vitamin C itu, pertama jambu, kedua paprika, kiwi, kemudian stroberi baru jeruk. Bisa juga dari pepaya dan brokoli,” ujar Ingrid.

Vitamin D bisa didapat dari berjemu, ataupun makanan seperti ikan salmon, susu, sereal, yogurt dan tabu atau tempe.

“Kalau vitamin E, biasanya orang nyari dari suplemen padahal banyak dari kuaci tapi belinya jangan yang asin, yang original, terus almond, avokad, kiwi, olive oil dan udang,” ujar Ingrid.

Sedangkan untuk seng bisa diperoleh dari daging sapi, daging ayam, biji rami, oatmeal serta jamur shitake.

“Kalau kurang baru minum susu. Makan tahu tempe juga jangan digoreng, tempe bacem juga, itu banyak manisnya. Intinya kalori dikurangin, gizinya jangan,” kata dr. Ingrid.(ant/iss)

Berita Terkait

Diet Ketat Lebih Mematikan Daripada Obesitas

Diet Keto Pada Anak, Amankah?

Tips Memulai Diet Rendah Karbohidrat


Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs