Sabtu, 23 November 2024

BKSDA Sebut Buaya di Mojoanyar Pernah Ditangkap Warga di Ngoro

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Buaya muara yang ditemukan warga di Mojoanyar, Mojokerto pada Selasa (6/7/2021). Foto: Fuad Radio Maja FM kepada suarasurabaya.net

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur akhirnya mengevakuasi Buaya Muara yang tertangkap warga saat mencari ikan di aliran Sungai Sadar, Desa Kepuhanyar, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Buaya tersebut diduga merupakan buaya yang pernah ditangkap warga di Kecamatan Ngoro, Mojokerto.

Fajar Dwi Nur Aji Pengendali Ekosistem Hutan/Ka RKW 09 Mojokerto mengatakan, buaya muara yang berukuran sekitar 2,4 meter tersebut diduga kuat merupakan individu yang sama dengan buaya yang yang ditangkap warga Desa Sukoanyar, Kecamatan Ngoro sebulan lalu.

Hal tersebut setelah ditemukannya ciri-ciri yang serupa, yakni pada kaki bagian depan sebelah kiri terdapat tiga jari yang terputus.

”Ada ciri khusus yang kita temukan yakni pada bagian jari kaki depan buaya tersebut. Dilihat dari tiga jarinya, dua jari kukunya putus dan jari pangkalnya hilang,” ungkapnya.

Buaya muara yang ditemukan warga di Mojoanyar, Mojokerto memiliki ciri yang sama dengan buaya yang ditemukan warga di Ngoro. Foto: Fuad Radio Maja FM kepada suarasurabaya.net

Dia menduga, buaya muara yang diperkirakan berusia dua tahun ini sengaja mencari tempat yang lebih nyaman. Terlebih sejak dilepas liarkan di aliran Sungai Brantas wilayah Ngoro bulan lalu.

“Bisa saja naik ke sini. Lantaran Buaya Muara ini memiliki daya jelajah yang relatif tinggi. Yakni sejauh 200 km dari habitat aslinya. Bisa saja karena habitatnya terganggu lalu mencari tempat yang nyaman, informasinya di daerah atas sini masih banyak ikannya,” terangnya.

Dari hasil opservasi sementara, pasca di tangkap warga pada Selasa (6/7/2021) sore, kondisi hewan dilindungi tersebut sedang sakit. Lantaran didapati sejumlah luka pada tubuh buaya tersebut akibat tali yang diikat oleh warga.

”Kondisinya sedikit sakit, karena ikatannya terlalu kecil. Itu sampai membekas tali ikatannya,” terang  Fajar berdasarkan laporan Fuad Radio Maja FM kepada suarasurabaya.net.

Guna menghindari adanya kerumunan, maupun opservasi, setelah dilakukan koordinasi bersama pihaknya lantas mengevakuasi reptil tersebut untuk dilakukan perawatan luka yang dialami buaya tersebut.

Kini, buaya muara tersebut menjalani karantina selama beberapa hari kedepan di kantor BBKSDA Jatim Juanda.

”Saat ini kami evakuasi dulu ke kantor Juanda, kami lakukan observasi terlebih dahulu disana. Karena saat ini masih dalam PPKM darurat jangan sampai ini menimbulkan kerumunan (di sini). Dan sekarang (kemarin) sudah dilakukan serah terima bersama warga,” paparnya.

Langkah lebih lanjut, pihaknya masih menunggu keputusan tim Wild Life Rescue Unit BBKSDA Jatim. Fajar menghimbau, agar warga bisa menghindari konflik antara buaya dengan manusia. Sekaligus, untuk mengurangi intensitas aktivitas masyarakat di sekitar sungai.

”Alangkah baiknya kita berharmonisasi dengan satwa liar, karena pada hakikatnya sejak dulu di sini ada buayanya. Kalau bisa digiring ya lebih baik digiring daripada langsung menangkap buaya tersebut karena terlalu berisiko,” tandasnya.(fad/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs