Jumat, 22 November 2024

Stok Plasma Konvalesen Tipis, Begini Cara Pemprov Jatim Jemput Bola di Faskes

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan

Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan, di tengah permintaan plasma konvalesen yang terus meningkat, ada cara-cara jemput bola yang akan diterapkan untuk mengajak para penyintas Covid-19 pro aktif mendonorkan plasmanya.

Menurutnya, sosialisasi dan ajakan kepada mereka para penyintas yang memenuhi syarat untuk membantu sesama perlu terus digaungkan dengan berbagai cara. Saat meninjau UTD PMI Sidoarjo, Minggu (4/7/2021), dia sampaikan ajakan itu.

“Jadi bagi siapapun yang sembuh dari Covid-19, harapan kami terutama yang laki-laki atau perempuan yang belum menikah, cobalah pikirkan bahwa kita bisa menyelamatkan sesama apabila kita melakukan donor plasma konvalesen,” katanya kepada Radio Suara Surabaya.

Dia contohkan para ASN penyintas Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo aktif mendonorkan plasmanya. Dia berharap bisa menerapkannya di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Tidak hanya ASN, sudah ada komunitas penyintas yang pro aktif.

Komunitas penyintas itu, kata Emil, koordinatornya kebetulan merupakan pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. Komunitas ini juga sudah melakukan pertemuan secara virtual bersama jajaran pimpinan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Emil bilang, Kepala Dinkes Provinsi Jatim sudah menyiapkan tiga langkah untuk mendorong percepatan donor plasma konvalesen ini. Pertama, Dinkes akan segera menerbitkan surat edaran ke semua jejaring fasilitas kesehatan.

Baik puskesmas, termasuk rumah sakit, agar mereka lebih aktif mendorong para penyintas Covid-19 untuk mau secara sukarela mendonorkan plasma darahnya. Faskes itu, kata emil, yang paling punya data penyintas itu.

“Tapi bukan cuma mendata doang, bagaimana penyintas ini diajak donor,” kata Emil. “Kalau perlu di pintu keluar sebelum orang pulang dari situ (faskes) seharusnya ada tulisan ‘Anda sembuh mari selamatkan sesama’.”

Emil berharap, tulisan itu bisa dipasang di semua pintu keluar fasilitas kesehatan. Baik di Rumah Sakit Rujukan, juga fasilitas kesehatan lainnya sehingga ketika pasien sembuh dan akan pulang tergerak untuk bisa langsung mendonorkan darahnya.

“Kalau perlu kita jemput bola, kita screening darah di situ sebelum dianggap suitable untuk plasma darah. Lalu kalau bagus diambil, karena enggak semua pendonor itu cocok. Terutama, antibodinya harus di atas 132,” ujarnya.

Kedua, kata Emil, Kepala Dinkes Jatim ingin bekerja sama dengan komunitas penyintas seperti yang dia sebutkan sebelumnya. Langkah ketiga, kata dia, pihaknya ingin bekerja sama dengan organisasi dan perusahaan yang punya data pegawai penyintas Covid-19.

Tiga hal itu akan disegerakan untuk memenuhi permintaan plasma konvalesen yang antreannya sudah mencapai angka ratusan di masing-masing daerah.

“Ini soalnya banyak yang ngantre, antreannya ratusan di Sidoarjo, lebih banyak lagi di Surabaya. Ini juga ruwet ternyata, satu mesin itu kantongnya sendiri-sendiri, beda merek beda kantong. Di Malang kita lihat ternyata kesulitan kantong,” katanya.

Dia bilang, ada empat wilayah tersertifikasi BPOM yang bisa dan diizinkan memproduksi darah maupun plasma konvalesen di Jatim. Antara lain Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Lumajang.

“Nah dari empat ini yang kenceng produksinya, Surabaya dan Sidoarjo. Ternyata Sidoarjo yang donor itu datang dari Jombang, dari Pasuruan. Kemudian hasil mereka itu 60 persen lebih justru untuk warga luar Sidoarjo,” ujarnya.(frh/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs