Sabtu, 23 November 2024

Jatim Park Group Tutup selama PPKM, Masyarakat Diminta Bekerjasama

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Jatim Park sterilisasi area wisata untuk cegah virus corona. Foto: jtp.id

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali memasuki hari kedua, Sabtu (4/7/2021) dan masih akan berlangsung hingga 20 Juli 2021 mendatang. Salah satu implementasi PPKM ini ialah adanya penutupan tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan, termasuk tempat wisata.

Di Jawa Timur, Kota Batu menjadi salah satu kota yang menawarkan berbagai pilihan destinasi wisata, Jatim Park Group misalnya. Masa PPKM mengharuskan seluruh destinasi wisata yang dinaungi Jatim Park Group harus tutup, seperti yang dikatakan oleh Titik S Ariyanto Manager Marketing & Public Relation Jatim Park Group.

“Pastinya, itu (penutupan destinasi wisata) memang instruksikan dari pusat yang memang harus dilakukan di semua daerah, termasuk Batu,” terangnya pada Radio Suara Surabaya, Minggu (4/7/2021).

Titik menambahkan bahwa Kota Batu menjadi tempat tujuan wisata sehingga pasti akan mengundang kerumunan. Sehingga sejak ada informasi PPKM pada 2 Juli lalu, pihaknya telah menyiapkan banner terkait akan penutupan wisata Jatim Park Group.

“Jadi sejak SK itu dikeluarkan, kami juga ada informasi dan sosialisasi dari Dinas Pariwisata Kota Batu. Kemarin siang tim dari Dinas Pariwisata Kota Batu ke kantor, satu jam kemudian kita langsung buat informasi ke publik, banner yang bisa kita share ke WhatsApp bahwa Jatim Park Group tutup selama PPKM mulai tanggal 3-20 Juli,” jelasnya.

Terdapat delapan titik destinasi wisata di Batu yang dinaungi Jatim Park Group dengan total karyawan sekitar 1.700. Kedelapannya adalah Jatim Park 1-3, Museum Angkut, BNS, Eco Green Park, Predator Fun Park, dan Batu Love Garden.

“Kalau sama hotel, total sekitar dua ribu orang, kita ada empat hotel,” tambahnya.

Selain menutup destinasi wisata, pihaknya telah membuat kebijakan terkait sebagian SDM yang menjadi bagian dari Jatim Park Group untuk tetap bekerja, dan sebagian lainnya terpaksa diliburkan.

“Di masing-masing tempat wisata itu masih membutuhkan SDM, masih membutuhkan karyawan, sesuai dengan kebutuhan misal, di Jatim 2, Eco Green Park, Predator Fun Park. Itu kan ada satwanya. Jadi satwa tetap kita kasih makan, keeper dan dokter satwa harus stand by,” jelasnya.

Petugas kebersihan juga masih dipekerjakan, termasuk untuk mengosongkan dan membersihkan kolam renang agar ketika akan buka kembali, kolam renang bisa lebih bagus.

“Pengalaman dari PPKM yang dulu, kita sempat tutup tiga bulan lebih, itu tanaman liar mulai tidak dikondisikan, itu ternyata tidak mudah untuk membersihkan kembali. Jadi tim dari gardener, kebersihan area tetap kita masukkan, tetap ada jadwal untuk masuk,” tambahnya.

Sedangkan bagi pekerja yang diliburkan, pihaknya telah memberikan kebijakan dengan tetap memberi upah namun jumlahnya sebesar 50 persen dari upah yang biasa diterima.

“Kebijakan dari direksi kami karyawan tetap digaji 50 persen sejak bulan Juli ini. Menurut saya cukup ya untuk makan satu bulan tiga orang gitu. Kami sangat terbatas SDM, karyawan betul-betul kami kerjakan sesuai kebutuhan, meminimalisir karyawan kita karena emang pengunjungnya sedikit. Jangan sampai jumlah karyawan lebih banyak dari pada pengunjung,” ungkapnya.

Terkait jumlah pengunjung Jatim Park Group saat ini, Titik mengungkapkan jumlahnya fluktuatif dan tidak bisa diprediksi selama pandemi.

“Tahun lalu Desember Januari naik, tapi PSBB turun lagi, kemudian Februari ada lagi pengunjungnya, turun lagi karena puasa, Lebaran mau naik ternyata ada aglomerasi waktu itu Malang Raya Probolinggo Pasuruan akhirnya turun lagi, padahal kita tempat semua buka saat itu,” jelasnya.

Meski begitu, pihaknya meyakini Jatim Park Group akan selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) jika akan membuka destinasi wisata. Bahkan, Dewanti Rumpoko Wali Kota Batu turut melakukan pengecekan tiap kali akan membuka destinasi wisata.

“Bahkan ibu gubernur sendiri yang langsung sidak waktu itu. Beliau memang ingin melihat tim kami menerapkan prokes di Jatim Park Group khususnya di Jatim Park 3. Setiap wisata kami sebelum buka, bu Wali Kota sendiri yang ngecek,” terangnya.

Titik berharap, tidak hanya pemerintah dan pengelola destinasi wisata yang turut mendukung kebijakan PPKM, dia ingin masyarakat juga mendukung melakukan penerapan PPKM Darurat semaksimal mungkin agar terjadi penurunan jumlah kasus Covid-19 dan bisa beraktivitas seperti semula.

“Kami ingin semua masyarakat juga mendukung ini semua, jangan sampai pincang, itu harapan kita. Kalau kita tidak kompak, ini masalahnya tidak selesai. Kami juga kasian alun-alun, banyak PKL yang tutup, hotel pasti juga terkena dampaknya, restoran, oleh-oleh, transportasi di Batu saja pasti juga kena dampaknya dari ditutupnya Jatim Park. Ayo sama-sama kita saling support, gak bisa kita jalan sendiri,” harapnya.(frh/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs