Masa inkubasi Covid-19 varian Delta tidak sepanjang varian-varian sebelumnya sehingga bentuk pencegahannya tidak memerlukan karantina dalam waktu yang lebih lama.
Namun, kata Prof Zhong Nanshan pakar epidemiologi terkemuka di China, pasien yang terjangkit Covid-19 virus varian delta perl lebih sering menjalani tes.
Dalam opininya yang dimuat sejumlah media di China, Senin (28/6/2021), Zhong juga mengatakan bahwa ada perbedaan definisi “kontak dekat” antara Covid-19 varian sebelumnya dengan varian Delta.
Varian sebelumnya yang disebut “kontak dekat” merujuk pada orang yang tinggal bersama dalam kantor yang sama, keluarga, ruang pertemuan, atau makan bersama dalam jarak 1 meter.
“Namun ‘kontak dekat’ dalam definisi baru (varian Delta) adalah merujuk pada orang yang tinggal di satu ruang/perusahaan/gedung, juga bersama orang yang terinfeksi empat hari sebelum mengalami gejala penyakit,” ujar profesor yang pertama kali berpendapat masa inkubasi Covid-19 selama 14 hari itu, seperti dilansir Antara, Selasa (29/7/2021).
Menjawab pertanyaan mengenai masa karantina bagi para pengguna penerbangan internasional yang memasuki wilayah daratan China, Zhong menjawab, tidak perlu waktu lebih lama seperti varian sebelumnya.
“Oleh karena secara umum masa inkubasinya tidak lebih panjang, maka masa karantina juga tidak perlu lama. Justru yang efektif adalah meningkatkan frekuensi tesnya,” ujar Direktur Pusat Penelitian Klinik Medis Penyakit Pernapasan Menular Nasional China itu.
Pendapat Zhong itu berdasarkan penelitian atas ditemukannya beberapa kasus varian Delta di Provinsi Guangdong, wilayah selatan China, yang menerima kedatangan 90 persen pengguna penerbangan internasional.(ant/iss)