Jumat, 22 November 2024

Kampung Tangguh Jaga Suroboyo Belum Maksimal, Pemkot Susun Pedoman

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Irvan Widyanto Sekretaris Satgas Covid-19 Surabaya. Foto: dok. suarasurabaya.net

Irvan Widyanto Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya mengatakan, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya melihat langsung bahwa Kampung Tangguh Jaga Suroboyo belum maksimal.

Ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Senin (28/6/2021), Irvan menyatakan bahwa hari ini Eri Wali Kota Surabaya mengunjungi kampung Petemon. Di sana ada satu keluarga 12 orang terjangkit Covid-19.

“Pak Wali Kota menginstruksikan, Kampung Tangguh harus diaktifkan kembali. Contohnya tadi di Petemon, ada keluarga positif jumlah banyak. Ternyata masih banyak warga laini berlalu lalang,” katanya.

Seharusnya, kata Irvan, dengan adanya fakta satu keluarga 12 orang terjangkit, untuk sementara mobilitas di kampung itu dibatasi. Warga yang keluar masuk ditanya mau ke mana, dan sebagainya.

Pengaktifan kembali Kampung Tangguh adalah salah satu fokus yang perlu dilakukan untuk mempertebal pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro.

Selain menginstruksikan pengaktifan kembali Kampung Tangguh, Irvan menyatakan, hari ini juga Eri Cahyadi memerintahkan semua organisasi perangkat daerah berkantor di Kecamatan.

“Kedua, Pak Wali Kota hari ini juga menginstruksikan semua OPD berkantor di Kantor Kecamatan, membantu Camat untuk memastikan pelaksanaan penebalan PPKM Mikro dan kampung tangguh,” ujarnya.

Wali kota, kata Irvan, meminta seluruh karyawan/karyawati OPD Pemkot Surabaya terjun ke kecamatan untuk membantu camat melaksanakan tugas-tugas vaksinasi dan tes usap massal.

Selain itu, Eri juga meminta para pegawai OPD membantu Camat memastikan semua pelaku usaha setempat menerapkan imbauan dalam surat edaran tentang PPKM Mikro, termasuk penerapan jam malam.

“Beliau (wali kota) berharap, ada penguatan. Tapi ini tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah, TNI, dan polri. Butuh peran lebih besar dan gotong royong warga dalam penerapan 3T,” ujarnya.

Ya, Irvan menegaskan, keterlibatan warga termasuk dalam rumus penanganan 3T (testing, tracing, dan treatment) yang selama ini dijalankan oleh pemerintah, demi menghalau penyebaran Covid-19 lebih luas.

Pertama, dalam hal testing, Irvan menyampaikan, ketika ada warga di kampung tertentu yang terkonfirmasi positif, warga diharapkan berperan aktif bagaimana supaya di lingkungan itu bisa menjalani tes.

“Kemudian tracing. Tidak cukup hanya pemerintah, TNI, polri. Ketika ada yang confirm, otomatis warga setempat yang tahu dia ke mana saja, berhubungan dengan siapa saja. Koordinasikan dengan pemerintah,” ujarnya.

Dia yakin bila warga melakukan itu, secara otomatis optimalisasi tracing terhadap kontak erat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 semakin meningkat dan penyebaran yang lebih luas bisa dicegah.

Selanjutnya dalam hal treatment, Pemkot Surabaya berharap warga turut aktif menghubungi puskesmas, lurah, maupun camat untuk memutuskan penempatan pasien bersangkutan.

“Selama ini yang berperan 60 persen Pemkot Surabaya, warga hanya 40 persen saja. Di tengah situasi sekarang (kasus melonjak tinggi), 60 persennya harus merupakan peran warga,” kata Irvan.

Mendapati belum maksimalnya penerapan Kampung Tangguh Jaga Suroboyo, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, menurut Irvan, akan segera mengumpulkan semua OPD bersama Kapolrestabes Surabaya.

“Setelah ini Pak Wali Kota akan mengumpulkkan OPD dan Kapolres untuk berdiskusi membuat pedoman yang harus dilakukan oleh masyarakat (untuk mempertebal PPKM Mikro, red),” ujar Irvan.(den/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs