Jumat, 22 November 2024

Tim Mitigasi IDI Ungkap Kondisi Psikis Nakes yang Memprihatinkan

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Petugas medis berpakaian APD lengkap di Tulungagung. Foto: dok. Antara

Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melaporkan kondisi para tenaga kesehatan di sejumlah daerah seiring peningkatan jumlah kasus Covid-19 yang semakin memprihatinkan.

“Masih banyak antrean pasien. Itu gambaran dari kondisi faktual yang ada. Ini peringatan buat kita. Dokter di hilir (ruang pelayanan darurat) di fasilitas layanan kesehatan punya keterbatasan secara fasilitas maupun sumber daya manusia (SDM) berkaitan kondisi psikis mereka,” kata Adib Khumaidi Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI.

Dia menyatakan itu dalam konferensi pers secara virtual, dikutip Antara, Minggu (27/6/2021).

Menurut Adib, kondisi di rumah sakit saat ini makin memprihatinkan. Ditambah lagi dengan bertambahnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Para tenaga kesehatan ini juga memerlukan perawatan atau isolasi mandiri.

Kondisi ini, kata dia, yang menyebabkan keterbatasan tenaga untuk melakukan pelayanan. Sedangkan keterbatasan fasilitas dan SDM yang berpotensi menyebabkan pelayanan di rumah sakit ini menjadi kolaps.

Laporan dari organisasi profesi kedokteran, sudah ada 949 tenaga kesehatan yang wafat karena bertugas akibat Covid-19. Para tenaga kesehatan itu terdiri dari 401 dokter umum dan spesialis, 43 dokter gigi, 315 perawat, 150 bidan, 15 apoteker, dan 25 tenaga laboratorium medik.

Laporan itu disampaikan Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia sejak Maret 2020 hingga Sabtu, 26 Juni 2021, kemarin.

“Dokter yang meninggal siang ini saja bertambah empat orang karena Covid-19. Memang jumlah kasus ini tidak sebanyak di Januari 2021 lalu,” katanya.

Adib mengatakan, ada sejumlah tenaga kesehatan yang kini sedang menjalani perawatan intensif, dan ada pula yang sedang isolasi mandiri. Sebanyak 503 tenaga kesehatan berada di Jawa Tengah, 231 dirawat di Yogyakarta, dan sebanyak 163 orang di Surabaya.

“Perlu ada intervensi, tidak hanya andalkan di hilir. Sekarang kondisi sudah mengkhawatirkan, jangan sampai pelayanan kesehatan kolaps. Kalau kalut bisa membahayakan,” katanya.(ant/iss/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs