Jumat, 22 November 2024

Pertimbangkan Potensi Kaos atau Kolaps, IDI Sarankan PSBB Ketat Diterapkan Lagi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
dr. Adib Khumaidi Ketua Terpilih PB IDI. Foto Faiz suarasurabaya.net

Adib Khumaidi Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan, tenaga kesehatan mempunyai keterbatasan dalam penanganan pasien Covid-19 yang melonjak belakangan ini.

Untuk itu, kata Adib, penanganan Covid-19 saat ini tidak boleh hanya terkonsentrasi di hilir saja.

“Pada dasarnya dengan kondisi saat ini konsentrasi kita memang kalau umpamanya semuanya hanya terkonsentrasi pada hilir di dalam penanganan treatment, maka kita pasti punya keterbatasan, rumah sakit, dokter, obat alat kesehatan, support yang lainnya pasti punya keterbatasan,” ujar Adib dalam keterangannya secara daring, Jumat (25/6/2021).

Menurut Adib, potensi kaos (chaos) atau kolaps akibat melonjaknya kasus Covid-19 bisa terjadi kalau tidak segera tertangani dengan baik.

“Sehingga satu titik nanti kita akan masuk dalam kondisi yang tadi saya sampaikan yakni chaos atau kolaps. Saya tidak mengatakan bahwa yang sekarang apakah sudah kolaps atau sudah chaos, tapi yang jelas potensi itu ada saat ini,” tegasnya.

Dia mengatakan, perlu ada upaya-upaya yang tegas melalui intervensi di hulu, sehingga para dokter bisa melayani pasien yang saat ini menumpuk di rumah-rumah sakit.

“Perlu ada upaya untuk intervensi di hulu sehingga memberikan kesempatan juga kami di fasilitas kesehatan untuk kemudian memberikan pelayanan dan menyelesaikan penumpukan pasien, tanpa kemudian kita diberikan tambahan beban untuk masuknya pasien yang semakin banyak lagi,” kata Adib.

Upaya itu, lanjut Adib, akan bisa dilakukan kalau intervensi di hulu ini bisa dilakukan dengan baik. Kemudian masyarakat juga patuh pada protokol kesehatan, termasuk juga upaya kesadaran untuk vaksinasi sehingga semua upaya ini akan bisa dilakukan kalau semua bisa saling bersinergi bekerja sama.

Hal lain yang juga penting, kata Adib, adalah mapping kemampuan fasilitas kesehatan, kebutuhan sarana prasarana kesehatan termasuk kebutuhan oksigen. Ini menjadi satu hal yang perlu dikolaborasikan.

“Artinya dari pusat kami sudah berkoordinasi dengan kementerian kesehatan. Di daerah pun juga akan dihadapkan Pemda, dinas kesehatan bersama dengan IDI juga saling berkoordinasi. Karena kita bisa menyelesaikan pandemi ini apabila kita bisa saling bekerja sama,” ungkapnya.

Sementara Eka Mulyana Ketua IDI Jawa Barat menegaskan kalau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat harus diberlakukan untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19 saat ini.

Kata Eka, para epidemiologi menyebut PSBB atau kalau di luar negeri dengan istilah lockdown adalah langkah yang tepat untuk mengatasi lonjakan kasus saat ini.

“Kalau kita lihat parameter keberhasilan negara-negara lain sebetulnya benang merahnya sudah sama semuanya. Pemberlakuan PSBB bahkan katakanlah istilah lockdown dan sebagainya, sehingga mungkin itu menjadi pertimbangan bagaimana PSBB harus diberlakukan lagi kalau kita ingin tidak berlanjut terus,” tegas Eka.

“Bagaimana pembatasan perjalanan orang dari satu tempat ke tempat lain itulah yang terjadi di negara-negara yang berhasil penanggulangan Covid nya. Tentu kita harus bercermin pada keberhasilan negara-negara lain dalam penanganan Covid ini,” pungkas Eka.(faz/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs