LaNyalla Mahmud Mattalitti Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mempertanyakan etika Anggota DPRD Sulawesi Selatan yang berkelahi dalam Rapat Paripurna.
Rapat Paripurna DPRD Sulawesi Selatan berujung pertikaian sejumlah anggotanya terjadi pada Rabu (23/6/2021) kemarin, di Kota Makassar.
Permasalahan berawal dari protes sejumlah Anggota DPRD Sulsel yang tidak setuju pimpinan sidang menyelipkan agenda tambahan dalam rapat paripurna.
Pimpinan DPRD Sulsel sampai menggebrak meja saat berdebat dengan salah satu anggota dewan. Bahkan, pimpinan itu mengatakan tidak takut dengan siapa pun.
“Saya memahami Rapat Paripurna memang sering terjadi dinamika perdebatan. Hanya saja kurang etis kalau membanggakan tidak ada yang ditakuti. Wakil rakyat tidak boleh arogan, bahaya sekali untuk demokrasi kita,” kata LaNyalla, Jumat (25/6/2021), di Jakarta.
Menurut Senator Jawa Timur itu, pimpinan dewan legislatif seharusnya memberi contoh. LaNyalla juga menyayangkan keributan yang terjadi di DPRD Sulsel menjadi perhatian publik.
“Sikap setiap wakil rakyat menentukan marwah dari lembaga tempatnya bernaung. Anggota dewan harus bisa menjaga etika dalam setiap kesempatan karena mata publik tertuju langsung kepada wakil rakyat,” ujarnya.
Perbedaan pandangan, kata LaNyalla, seharusnya diselesaikan dengan baik-baik. Tidak dengan cara yang kasar.
“Kita ini menjunjung tinggi musyawarah untuk mufakat sebagai amanat Pancasila Sila Keempat. Jangan gunakan cara-cara yang mengedepankan emosi, sehingga bisa berbuntut hilangnya kondusivitas. Akhirnya rakyat juga yang akan dirugikan,” tegasnya.
Para Anggota DPRD Sulsel yang bertikai pada akhirnya sepakat berdamai. LaNyalla berharap peristiwa itu menjadi pelajaran untuk setiap anggota lembaga legislatif.
“Bukan sekali dua kali kita dipertontonkan arogansi para wakil rakyat. Tidak sedikit perkelahian terjadi saat sidang-sidang di lembaga legislatif. Saya harap jangan sampai terjadi lagi. Malu sama rakyat,” pungkas mantan Ketua Umum PSSI.(rid/dfn/den)