Jumat, 22 November 2024

Ratusan Pendemo di Balai Kota Asal Madura Menuntut Penyekatan Suramadu Dihentikan

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Ratusan pendemo pada Senin (21/6/2021) sekitar pukul 12.00 WIB beraksi di depan Balai Kota Surabaya, menuntut Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menghentikan penyekatan di Suramadu yang dianggap diskriminatif terhadap warga Madura. Foto: Farah suarasurabaya.net

Ratusan pendemo pada Senin (21/6/2021) sekitar pukul 12.00 WIB berunjukrasa di depan Balai Kota Surabaya, menuntut Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menghentikan penyekatan di Suramadu yang dianggap diskriminatif terhadap warga Madura.

Sesampainya di depan Balai Kota, para pendemo yang dipimpin koordinator lapangan membacakan tuntutan aksinya sambil membawa poster bertuliskan tuntutannya.

“Sejak 6 Juni 2021 lalu, Eri Cahyadi memberlakukan kebijakan penyekatan serta swab antigen di Suramadu,” ucap koordinator lapangan (korlap) mengawali tuntutannya.

Ia mengatakan Eri Cahyadi memberlakukan kebijakan tersebut untuk melindungi warga Surabaya, namun tidak melindungi warga Madura.

Menurutnya, kebijakan itu merugikan warga Madura karena berdampak pada kelemahan perekonomian warga Madura. Ia menambahkan, semakin lama kebijakan itu dilakukan mampu membuat warga Madura mati kelaparan.

Ia meminta Eri Cahyadi untuk menemui para pendemo di depan Balai Kota. Jika tidak, para pendemo yang kebanyakan didominasi oleh para pedagang dan sopir akan memaksa masuk dan menerobos puluhan kepolisian yang sudah berjaga di depan dan belakang pagar.

Pihak kepolisian mengajak perwakilan 10 pendemo masuk dan berdiskusi bersama Eri Cahyadi, namun koordinator pendemo itu menolak. Ia mengungkapkan jika satu diizinkan masuk, maka semua pendemo juga harus masuk.

Ia tidak ingin melakukan negosiasi dengan pemerintah, karena tuntutan yang ia bacakan sudah jelas dan meminta Eri Cahyadi mewujudkannya.

“Saya menjamin pak Wali Kota akan menemui kalian semua, tapi perwakilan 10 orang harus masuk terlebih dahulu, setelah itu keluar bersama-sama,” kata Irvan Widyanto Kepala BPB Linmas Surabaya.

“Saya tidak mau, bapak Polisi kalau kalian jadi mediator yang baik, tolong Pak Eri ke sini, nggak usah 10 orang ke sana. Kalau gitu semua ke sana saja,” jawab pria di atas truk bak terbuka.

Irvan beranggapan, perwakilan pendemo yang masuk bisa melakukan diskusi langsung kemudian keluar bersama-sama dengan Eri Cahyadi.

“Saya Kapolrestabes Surabaya. Saya minta kawan yang ikut menyampaikan aspirasi, masker tolong digunakan yang benar, tolong sampaikan ke kawan-kawan yang ikut, masker digunakan yang benar. Sedapat mungkin jaga jarak. Ada mekanisme, perwakilan ketemu dengan pak Wali Kota kalau tidak berarti deadlock, kalau deadlock silakan berorasi, kami sudah mencoba memfasilitasi, itu yang ditawarkan oleh kawan-kawan Pemkot, silakan dipikirkan,” kata Kombes Pol Jhonny Edison Isir Kapolrestabes Surabaya.

“Saya tidak akan mundur selangkah pun,” ucap korlap menimpali.

“Untuk perwakilan supaya tidak menimbulkan fitnah, bisa tambah dua puluh orang, setelah itu saya jamin pak Wali Kota segera menemui kalian,” tambah Irvan.

“Menyampaikan aspirasi dilindungi UU, menyampaikan aspirasi adalah hak segala bangsa. Jangan dibenturkan, tolong kami mau berdialog langsung dengan pak Eri. Selama pak Eri belum menemui kita, saya pastikan kita akan tetap eksis di sini,” tambah korlap menggunakan toa.

Pukul 13.40 WIB Eri Cahyadi memutuskan menemui para pendemo langsung dengan syarat menerapkan protokol kesehatan. Eri Cahyadi berada di belakang pagar dan perwakilan pendemo berada di depan pagar, kedua belah pihak melakukan dialog dan bersama-sama mencari solusi.

Meski begitu, korlap turut mengimbau para pendemo untuk tetap menggunakan masker dan memastikan tetap menjalankan prokes.(frh/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs