Febriadhitya Prajatara Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya menyatakan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit yang ada di Surabaya sekarang mencapai 53 persen dari sebelumnya hanya 21 persen.
“Padahal standar WHO di bawah 40 persen,” katanya ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Selasa (15/6/2021).
Dia juga menyebutkan, angka positivity rate Covid-19 di Surabaya yang pada 4 Juni lalu hanya 2 persen sekarang menjadi 9 persen.
“Di sekitar penyekatan suramadu, positivity ratenya 32 persen,” ujarnya.
Sebenarnya, kata dia, Pemkot Surabaya sudah melakukan antisipasi untuk melindungi warga Surabaya dari virus corona. Belakangan, ditemukan virus mutasi baru di Bangkalan, Madura.
“Sebelum diumumkan kemarin, pemkot surabaya sudah melakukan antisipasi. Tidak melihat varian baru atau tidak. Sejak sabtu lalu, penyekatan pertama, wali kota sudah mengarahkan ke jajaran untuk screening ke warga tidak tetap,” ujarnya.
Screening itu dilakukan terhadap warga yang setiap Sabtu atau Minggu balik ke Madura, sementara kerjanya di Surabaya. Warga seperti itu terus dimonitor oleh Camat dan Lurah.
“Itu sudah berjalan sejak seminggu lalu. Kalau ditemukan (positif Covid-19) akan dilakukan testing, tracing, treatment. Kalau warga luar surabaya, koordinasi dengan RS lapangan,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Pemkot Surabaya sendiri juga melakukan 3T terhadap pegawainya yang memang berdomilisi di Bangkalan. Terhadap mereka, Pemkot Surabaya menerapkan tes usap antigen dan penanganan lanjutan.
“Kemudian, saat screening di suramadu, banyak sekali mobil ambulans masuk Surabaya. Karena itu wali kota minta ada swab ke RS rujukan untuk antisipasi pengantar,” katanya.
Itu dilakukan karena sebelumnya Pemkot Surabaya pernah mendapati ada satu orang yang sakit diantar oleh 4 keluarga. Ternyata setelah dites usap semua pengantar itu juga positif Covid-19.
“Itulah yang diantisipasi. Swab dilakukan juga di pasar, ada swab hunter dadakan di mal-mal. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi warga Surabaya. Karena tahun kemarin sudah berdarah darah saat kasusnya tinggi,” ujarnya.
Febri juga bilang, Pemkot Surabaya akan memastikan kembali agar Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo benar-benar menerapkan protokol kesehatan dan PPKM Skala Mikro.
Pemkot Surabaya, kata dia, juga tetap menggencarkan vaksinasi untuk para lansia. Saat ini, karena ada dua wilayah yang berbeda, Eri Cahyadi selalu berkoordinasi dengan Gubernur Jatim.
“Ini langkah antisipasi, terjadi sebuah fenomena gunung es di pulau madura. Langkah antisipasi agar tidak menyebar ke surabaya, bukan diskriminasi. Karena ada lonjakan kasus laporan dari satgas provinsi,” ujarnya.(den)