Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur melakukan penandatanganan kerja sama perdagangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan empat Kadin Provinsi, Kadin Gorontalo, Kadin Papua Barat, Kadin Nusa Tenggara Barat dan Kadin Jawa Barat.
Penandatanganan dilakukan oleh Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim bersama Muhalim DJ. Litty Ketua Umum Kadin Gorontalo, Imanuel Yeni Ketua Umum Kadin Papua Barat, Faurani Ketua Umum Kadin Nusa Tenggara Barat dan Cucu Sutara Ketua Umum Kadin Jawa Barat di Graha Kadin Jatim, Surabaya.
Kerja sama juga dilakukan oleh Kadin Institute bersama Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Universitas Ihsan Gorontalo dan Institute Science dan Teknologi Indonesia Manukuari.
Dalam sambutannya, Adik Dwi Putranto mengungkapkan bahwa banyak keluhan yang datang dari industri, ketika menerima tenaga kerja dianggap kurang bisa langung bekerja atau kurang kompetensi kerja.
“Persoalan ini kemudian menjadi tanggung jawab bersama dalam rangka ikut menyukseskan program pemerintah RI dalam meningkatkan SDM yang menjadi prioritas kedua pemerintah Joko Widodo. Dan Kadin harus mampu menjembatani antara Sekolah Menengah Kejuruan dan Perguruan Tinggi dengan dunia usaha dan industri,” ujar Adik Dwi Putranto dalam keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net, Senin (14/6/2021).
Ia menuturkan, sejauh ini Kadin Jatim memiliki komitmen tinggi dalam program peningkatan kualitas SDM dalam negeri. Misalnya dalam hal peningkatan kompetensi dosen dan mahasiswa, Kadin Jatim telah bekerjasama dengan hampir seluruh Perguruan Tinggi di Jawa Timur.
“Ini terkait dengan tuntutan regulasi dimana dosen harus mempunyai sertifikasi kompetensi teknis. Dan sesuai regulasi dosen dituntut untuk magang selama tiga bulan di industri. Kita juga ada pelatihan mahasiswa. Ada tempat pilihan, selain KKN juga ada pendamping UMKM. Kita latih mahasiswa menjadi pendamping UMKM,” tambahnya.
Selain itu, Kadin Jatim juga telah berupaya mencetak kurator produk UMKM dengan menggelar pelatihan kurasi produk umkm, mulai dari pengemasan hingga manajemen.
“Kita standarkan kuratornya. Kadin Jatim berharap, Kadin provinsi lain juga bisa memiliki tenaga kurasi bersertifikasi BNSP. Ini menjadi prioritas Kadin, kita jadikan satu untuk program yang saling support. Ketika Kadin Gorontalo memerlukan tempat magang di industri, Kadin Jatim dan Jabar akan membantu itu. Karena di Gorontalo industrinya tidak sebanyak di Jatim dan Jabar. Ini termasuk peningkatan SDM dosen dan pemagangan,” tegasnya.
Sedangkan Muhalim DJ. Litty Ketua Umum Kadin Gorontalo mengungkapkan, ada tiga program unggulan Kadin Gorontalo yaitu pengembangan SDM, pengambangan UMKM dan pengembangan bidang pertanian yang disesuaikan dengan kondisi daerah Gorontalo yang menjadi salah satu kontributor besar pertanian Indonesia.
“Banyak program yang sudah disampaikan gubernur. Dan peningkatan SDM ini adalah salah satu yang didorong pemerintah Gorontalo. Orang-orang Gorontalo, sedang giat-giatnya melakukan kegiatan tersebut. Kami dari Kadin Provinsi Gorontalo, mengajak dua universitas juga yang akan bekerjasama,” ujar Muhalim.
Selain peningkatan SDM, ujarnya, Kadin juga akan kembangkan kerjasama investasi, perdagangan dan lainnya, termasuk pemasaran produk UMKM. Pasca pandemi, pengaruh pandemi pada UMKM Gorontalo sangat besar.
“Kedepan kerjasama ini juga akan dilanjutkan dalam peningkatkan kompetensi UMKM,” tegasnya.
Imanuel Yeni Ketum Kadin Papua Barat mengungkapkan bahwa industri dan SDM di Papua Barat sangat terbatas. Sementara generasi muda di sana telah mendapatkan ilmu dan teori di sekolah namun untuk praktiknya sangat terbatas karena keterbatasan jumlah industri.
“Sehingga kegiatan ini secara otomatis akan memberikan ruang untuk mahasiswa dan siswa SMK. Sehingga selain mendapatkan ilmu teori di sana mereka juga bisa mempraktekkan ilmunya di sini. Ini sangat positif dan membantu kami,” ungkapnya.
Yeni juga mengungkapkan minimnya jumlah tenaga kerja yang tersertifikasi di Papua Barat sehinggga akan menjadi kendala. “Untuk teknis dari kerjasama nanti akan dibicarakan dan diatur lebih lanjut. Banyak hal perlu disertifikasi hari ini,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Nurul Indah Susanti Direktur Kadin Institute mengungkapkan bahwa bentuk kerjasma dengan beberapa universitas adalah dengan melakukan pelatihan dan sertifikasi.
“Setelah itu diimplementasikan dalam bentuk pelatihan dan sertifikasi sesuai bidang kompetensi. Pelaksanaan bisa online atau offline, disesuaikan dengan protokol kesehatan. Kita melaksanakan sesuai dengan instruksi Kadin Jatim. Kami menfasilitasi pengembangan kurikulum dan modul berkelanjutan, modul kampus disinergikan dengan industri,” terang Nurul.
Pada kesempatan tersebut, Anindya N. Bakrie Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Kadin Indonesia memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya kegiatan ini. Kegiatan ini menunjukkan pertama bahwa selama ini Kadin tidak hanya berbicara tetapi juga berbuat.
“Kedua ada unsur peningkatan SDM. Kadin Jatim saya tahu tidak pernah sepi, selalu ada pelatihan. Karena bagaimanapun juga SDM adalah ujung tombak kemajuan industri. Kami melihat untuk bisa saling membantu dalam peningkatan kualitas SDM. Ketiga bagaimana meningkatkan sertifikasi dan kompetensi sesuai bidang. Ini akan menjadi standar dalam penentuan usaha dan misal tender, pengembangan usaha secara umum sangat diuntungkan dengan adanya sertifikasi berbasis kompetensi ini,”.
Yang selanjutnya hal ini akan menimbulkan sinergitas kurikulum antara industri dan dunia pendidikan. “Ini penting agar dunia pendidikan dan dunia industri bisa menyatu. Agar keduanya bisa menentukan arah kebijakan. Dan jika nanti saya terpilih, program ini akan menjadi salah satu program prioritas Kadin Indonesia,” pungkasnya.(frh/iss)