Jumat, 22 November 2024

AMSI Ditawari Bangun Klaster Media Siber Saat Kunjungi KEK Singhasari

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Pengurus AMSI Jatim dan AMSI Pusat saat mengunjungi KEK Singhasari, Kabupaten Malang, Minggu (13/6/2021). Foto: AMSI Jatim

Pengurus AMSI Jawa Timur berkunjung ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, di Kabupaten Malang, Minggu (13/6/2021).

Arief Rahman Ketua AMSI Jatim yang memimpin rombongan ditemui David Santoso pengelola KEK. Tomie Herawanto Kepala Bappeda Kabupaten Malang juga hadir.

Dalam diskusi awal dibahas mekanisme perizinan KEK Singhasari, Tomie memastikan Pemkab Malang support penuh perizinannya.

“Untuk urusan perizinan silahkan ditanyakan, kami (Pemkab Malang) kawal penuh. Hingga ada istilah OSS ojo suwe-suwe, ” ungkapnya.

Menurut Tomie, KEK Singhasari adalah KEK satu-satunya di Jawa Timur. Pihaknya berjuang berdarah-darah hingga keluar PP.

“Dengan kedatangan teman-teman AMSI Jatim, kami ingin bersinergi. Berharap point-point dalam Rakerwil juga diperjelas. Kami juga akan akan ajukan ke RPJMD Kabupaten Malang,” ungkapnya.

Bagi Pemkab Malang, KEK tidak hanya menguntungkan Malang Raya, tapi juga Jatim dan nasional.

Dukungan media sangat diperlukan untuk pengembangan ke depan. Sebab, PP ada batasan waktu tiga tahun, ini sudah setahun.

“Kami titip KEK Singhasari dimasukkan, media bisa membantu KEK, apa yang dibutuhkan (data, red), kami siapkan,” ujarnya.

David Santoso selaku pengelola KEK Singhasari langsung tawarkan soal cluster media di KEK Singhasari.

“Kalau ada cluster media, rasa-rasanya menarik. Ini bisa MoU, kemudian kita laporkan Gubernur. Ini jadi satu-satunya,” terangnya.

Yang perlu didetailkan adalah interkoneksi dengan berbagai stakeholder, influencer dan lain-lain.

Kalau berada dalam satu klaster, kolaborasi konten bisa dilakukan.

Klaster Media di KEK Singhasari juga berpotensi membuat content factory., kata David. Soal konsep bisnis, seperti revenue dan monetisasi bisa dibahas kemudian.

“Kita MoU-kan klaster media. Pajak periklanan jika ada di KEK ada tax holiday,” katanya.

Kekhususan KEK diiriskan dengan media. Bagaimana insentifnya dibahas. Seperti KEK dengan Telkom pernah membahas kerjasama dengan konsep royalti 15 persen.

“AMSI bisa mempertimbangkan jika di KEK ada valuenya (kemudahan pajak dll, red), ” ungkap dia.

Usulan David kepada AMSI pertama terkait cluster media. Nanti media juga akan mengeluarkan highlight mengenai KEK, mengenai PPH, PPN.

Kedua terkait detail pembahasan konsep bisnis atau B2B, terkait “jualan”. Beberapa perusahaan media jika masuk, David mengatakan garansinya adalah tanah dan penyertaannya.

“Soal pemindahan (kantor media, red) akan dibantu. Pernah membahas ini dengan Pak Steve (kapanlagi.com),” ungkapnya.

Suwarjono Wakil Ketua AMSI Pusat mengatakan media digital membutuhkan partner yang paham. Cluster media di KEK Singhasari menurutnya memungkinkan. Tim media Suwarjono, malah sebagian besar malah di Yogyakarta tidak jakarta.

“Kita pilih tempat yang SDM bagus. Industri ini bisa dikerjakan di manapun
Tim IT, ilustrator, video editor dan konten kreator. Sebagian besar tim saya tidak di Jakarta, secara bisnis tidak sustainable jika seluruhnya di Jakarta. Maka kami cari lokasi yang harga terjangkau,” paparnya.

Contoh lainnya, media Kompas bahkan memindahkan kantor ke Solo. Media memindah basis produksi ke daerah yang harga masuk.

“Malang, SDM ok, jaringan dan budaya juga ada mahasiswa. memungkinkan utk cluster media. Saya ikut karena ingin tahu lokasi jauh tidak. Motor, bangunan, infestsurkyi apakah harga huga memungkinkan. Kalau Surabaya nggak masuk secara bisnis,” paparnya.

Suwarjono melanjutkan, di industri ini pemainnya banyak. Ada homeless media, mereka konten kreator yang masuk dari platform lain dari rumah. Namun untuk media online ada keunggulan. Karena ada ikatan dan aturan lebih bisa menyatukan dibanding teman-teman conten creator.

Apalagi di era sekarang adalah era iklan dashboard to dashboard, sudah tidak sales ketemu orang, adnetwork dikelola Google dan banyak agency global. Pola ini banyak digunakan. Dan bisa dilakukan jika traffic tinggi dan harus kolaborasi.

“Ada newsroom bersama dengan platform beda maka akan sangat efisien dan membantu,” jelasnya.

Ke depan era video, maka bisa buat studio bareng. Video akan lebih menarik jika dibuat teman dengan background lapangan atau liputan.

“Video adalah masa depan, sekarang banyak platformnya, tidak hanya tergantung youtube,” jelas Pemimpin Redaksi portal media PT Arcadia Digital Media Tbk ini.

Kita harus terbuka inisiasi baru, kolaborasi seperti satu studio. Syaratnya ada teknologi yang membantu. Media terinspirasi Bezoz yang membangun Washington Post tiga tahun kembalikan keuntungan besar. Kuncinya teknologi. Produk sebagus apapun jika teknologi tidak bagus.

David merespons paparan Suwarjono dengan usulan soal pendanaan cluster media. Polanya bisa dengan microfunding, AMSI sebagai pemegang saham. Secara konten ada dan bisnis terwakili. Suara media secara nasional bisa kita suarakan dari sini.(tin/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs