Jumat, 22 November 2024

Kampung Tangguh Kendor, Begini Langkah Pemkot Surabaya

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Penjagaan ketat bagi masyarakat yang akan memasuki kawasan RW 3 Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut. Foto: Istimewa

Pada Senin (7/6/2021) pagi ini, Radio Suara Surabaya menerima banyak laporan tentang kediplinan warga menjaga protokol kesehatan yang mulai kendor di Kota Surabaya.

Begitu juga dengan Kampung Tangguh Semeru (KTS) yang dianggap mulai longgar, padahal sebelumnya aktif dalam mencegah dan menangani Covid-19. Hal itu diakui Bobby, salah satu pendengar sekaligus warga Kapasan, Surabaya.

“Di tempat saya juga banyak prokesnya kendor. Kayak kemarin contohnya soal mudik, sebagian warga masih mudik. Saya tracing secara langsung ke daerah warga. Siapa yang ketahuan pulang langsung saya perintahkan tes Covid,” ujarnya, Senin (7/6/2021) pagi.

Tidak hanya di kampung-kampung, pelanggaran prokes juga terjadi di tempat publik dan fasilitas umum, seperti di pasar yang tempat cuci tangannya tidak tersedia air dan sabun.

“Kemarin ke pasar Soponyono itu prokesnya kendor banget. Kayaknya sudah mulai longgar. Saya mau cuci tangan ke bak-bak yang sudah disiapkan nggak ada air, sabunnya juga nggak ada. Selama di dalam pasar juga nggak ada yang pakai masker,” ujarnya.

Menanggapi itu, Irvan Widianto Ketua Pelaksana Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya angkat bicara.

Menurutnya, saat ini Pemkot Surabaya melakukan pendekatan yang berbeda dan penanganan Covid-19. Salah satunya dengan monitoring melalui aplikasi dan tracing melalui telepon.

Pendekatan daring ini dilakukan dengan melibatkan Lurah, Camat, Danramil, Kapolsek dan Kepala Puskesmas untuk bersama-sama melakukan tracing.

“Pendekatannya berbeda, lebih banyak by phone. Sekarang cukup by phone, kalau tidak bisa baru manual dengan mendatangi. Target yang diberikan Pak Wali Kota maksimal 72 jam itu sudah ada feedback dari lapangan,” kata Irvan kepada Radio Suara Surabaya, Senin pagi.

Meski begitu, Pemkot Surabaya memahami bahwa masyarakat sudah berada pada titik jenuh dalam upaya pengetatan protokol kesehatan.

Untuk itu, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya berinisiatif untuk menggelar lomba Kampung Wani di setiap kecamatan di Kota Surabaya, untuk menggalakkan lagi protokol kesehatan dan pengendalian penularan Covid-19 di kampung-kampung.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga meminta Lurah dan Camat untuk memverifikasi siapa saja warga yang mendidikasikan dirinya dalam menjaga kampung dari penularan virus.

Insentif yang diberikan menurut Irvan, sebagai upaya untuk menghargai kerja keras warga dan memompa semangat mereka untuk kembali meningkatkan kesadaran protokol kesehatan. Karena bagaimanapun, lanjut Irvan, kerja ini tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun juga membutuhkan keterlibatan masyarakat.

“Beliau mengintruksikan memberikan insentif kepada seluruh satgas yang bekerja di Kampung Wani, nanti dilaksanakan di tiap kecamatan lombanya,” kata Irvan.

Langkah selanjutnya, adalah memasifkan kembali swab hunter di tempat-tempat transaksional. Tidak hanya pasar, namun juga mal-mal di Surabaya juga tidak luput dari kegiatan swab massal nantinya baik kepada pengunjung, pedagang hingga pelayan.

Begitu juga dengan operasi yustisi yang akan dikencangkan kembali oleh petugas gabungan. Hal ini disampaikan oleh AKBP Hartoyo Wakil Kepala Polrestabes Surabaya. Menurutnya, di tingkat mikro, Polrestabes Surabaya dan jajaran lain di Kota Surabaya akan melakukan pengetatan. Untuk yang bepergian di tingkat mikro perlu ada screening.

“Yang punya riwayat perjalanan ke Madura diimbau untuk tes usap di puskesmas gratis di Surabaya. Kota Surabaya ini ada dua Polres. Untuk penyekatan akan menjadi tanggung jawab Polres Perak dan Polrestabes di-back up Polda juga. Di perempatan Kedung Cowek kami menjaga supaya tidak ada yang lolos,” ujarnya.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga akan meminta pengurus RT/RW untuk melakukan monitoring warga yang baru saja melakukan perjalanan dari Madura atau memiliki riwayat kontak dengan orang yang datang dari Madura. Ini mengingat terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Madura, khususnya di Kabupaten Bangkalan.

Dalam kegiatan penyekatan dan tes antigen bagi warga yang akan masuk ke Kota Surabaya melalui Jembatan Suramadu pada Minggu (6/6/2021) kemarin, tercatat 70 orang positif tes cepat antigen dan 17 di antaranya positif Covid-19 hasil tes PCR.

Sebelumnya, AKBP Ganis Setyaningrum Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak mengimbau agar masyarakat yang tidak ada kepentingan, baik di Madura maupun di Surabaya, untuk sementara waktu tidak keluar rumah.

“Sudah cukup banyak yang positif. Terinformasi juga, ada varian baru,” ujar Ganis.(tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs