R. Abdul Latif Amin Imron Bupati Bangkalan membatalkan penutupan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu pada Minggu (6/6/2021).
Agus Sugianto Zain Kapala Dinas Kominfo Bangkalan menjelaskan, awalnya pihak rumah sakit mengajukan permohonan penutupan sementara pada 5-8 Juni 2021 untuk sterilisasi ruangan IGD pascapeningkatan kasus Covid-19 dan terpaparnya tenaga kesehatan hingga meninggal dunia.
“RSUD harus dibuka kembali dengan kondisi, pasien Covid-19 akan ditangani atau dirujuk ke rumah sakit lain,” kata Agus kepada Radio Suara Surabaya.
Agus menjelaskan, ada dua rumah sakit swasta di Bangkalan yang juga menangani Covid-19. Sementara ini, masih tersedia 17 kamar isolasi di Kabupaten Bangkalan. “Kalau itu juga tidak menampung, di Surabaya juga disiapkan rumah sakit rujukan yang bisa menangani limpahan kasus dari Bangkalan,” ujarnya.
Rumah sakit rujukan di Kota Surabaya yang ditunjuk Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur untuk menangani pasien Covid-19 dari Bangkalan yaitu RSUD dr. Soetomo, RSU Universitas Airlangga, RSU Haji, RSU PHC, RSU Adi Husada Undaan, dan RSU Al Irsyad.
Peningkatan kasus Covid-19 dan ditemukannya mutasi virus Covid-19 varian Afrika di Kabupaten Bangkalan diduga berasal dari pekerja migran yang pulang ke daerah tersebut dan tradisi kumpul keluarga di hari lebaran ketupat.
“Kepulangan PMI (pekerja migran Indonesia) Bangkalan yang terbesar di Jawa Timur. Banyak warga Bangkalan yang bekerja di pelayaran yang singgah ke negara-negara lain,” kata Agus.
Kebiasaan masyarakat yang berkumpul pada lebaran ketupat disinyalir juga menjadi penyebab terjadinya klaster keluarga.
“Sebetulnya kita sudah mengimbau, tapi kita menghadapi kesulitan. Masyarakat terlalu euforia dengan perayaan sehingga melalikan imbauan dari pemerintah. (Peningkatan kasus) ini jadi pembelajaran sendiri,” ujar Agus.(iss)