Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas platform INEO membantu mengatasi masalah dampak pandemi Covid-19 terhadap berbagai sektor perekonomian dalam skala nasional maupun lokal, termasuk bidang perikanan di kota Tuban.
INEO yang menjadi terobosan tim ini merupakan platform transaksi antara nelayan dan penjual ikan.
Tim yang menginisiasi platform ini antara lain Fadhila Rosyidatul ‘Arifah (Departemen Teknik Material dan Metalurgi), Intan Mey Setyaningrum (Departemen Teknik Fisika), dan Sri Irna Solihatun Ummah (Departemen Matematika).
Tim yang terdiri dari mahasiswi angkatan 2019 ITS ini merancang platform berbasis aplikasi daring yang diharapkan bisa membantu pulihkan ekonomi masyarakat Tuban di bidang perikanan.
Fadhila Rosyidatul ‘Arifah selaku ketua tim, menjelaskan bahwa aplikasi ini menggandeng banyak pihak di bidang perikanan, seperti penjual ikan, nelayan, industri pengolahan ikan, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) yang ada di Tuban.
“Kami berpikir bahwa INEO bisa menjadi solusi sekaligus sarana yang baik bagi masyarakat serta pelaku usaha dalam bertransaksi, tanpa adanya kontak langsung,” terang Fadhila Rosyidatul ‘Arifah, Sabtu (5/6/2021).
Fadhila menambahkan, terdapat banyak fitur yang bisa diakses agar transaksi antarpengguna dengan pelaku usaha bisa berjalan dengan baik.
Fitur-fitur itu di antaranya ialah menu login, notifikasi, home, keranjang, dan akun.
“Selain fitur-fitur yang memudahkan transaksi di antara mereka, desain aplikasi juga kami sesuaikan agar ramah pengguna,” kata Fadhila.
Adapun menu login ialah menu yang mengharuskan para pengguna memverifikasi akun mereka sebelum masuk ke aplikasi. Pengguna harus mendaftarkan e-mail dan password mereka kepada INEO.
“Selanjutnya, dengan e-mail dan password itu, pengguna bisa mengakses INEO,” kata Fadhila.
Sedangkan fitur notifikasi, lanjut Fadhila, merupakan fitur pengingat bagi para pengguna terkait riwayat pembelian hingga proses transaksi yang masih berlangsung.
Pengguna akan bisa melihat apakah pesanan mereka sudah terkirim atau belum dengan melihat status pengiriman di dalamnya.
Mahasiswi kelahiran Nganjuk ini melanjutkan bahwa fitur home merupakan pusat di mana pengguna dan pelaku usaha melakukan transaksi.
Pada fitur home, tersedia berbagai macam pelaku usaha yang menawarkan dagangan mereka disertai dengan identitas atau nama tokonya.
“Pengguna hanya tinggal mengeklik dagangan dari toko yang mereka inginkan lalu melakukan pembayaran,” ujar Fadhila.
Kemudian fitur keranjang merupakan fitur di mana barang dagangan yang akan dibeli bisa dilihat. Setelah memilih dagangan yang diinginkan melalui fitur home, dagangan itu akan masuk ke fitur keranjang, yang artinya dagangan ini sedang ingin dibeli.
Lalu pengguna bisa melakukan pembayaran untuk melanjutkan ke tahap pengiriman.
Fitur akun menjadi fitur bermuara data dan informasi terkait pengguna. Di dalamnya terdapat foto pengguna, saldo uang elektronik pengguna, voucher, hingga koin.
Voucher dan koin merupakan hadiah yang bisa diperoleh dari pembelian yang sudah dituntaskan.
“Voucher berupa kupon untuk potongan pembelian dan koin bisa ditukarkan barang yang diinginkan,” kata Fadhila.
Platform yang menyajikan banyak fitur ini menawarkan potensi yang sangat banyak bagi kelangsungan pelaku usaha hasil laut.
Fadhila dan rekannya mencantumkan ide ini ke dalam sebuah proposal bisnis, hingga akhirnya membawa mereka menjadi juara II Business Plan Competition Ruang Kreasi Pekon Universitas Negeri Padang (UNP) 2021.
Fadhila berharap, INEO bisa membantu mempermudah transaksi antarmasyarakat dengan pelaku usaha dan menjadi sarana penghasilan tambahan bagi pelaku usaha tanpa kontak langsung, mengingat pandemi masih berlangsung.
“Semoga INEO bisa berdampak luas sekaligus membantu terwujudnya program gemar makan ikan di Indonesia,” pungkas Fadhila.(tok/den)