Polda Banten merilis ada delapan korban meninggal dunia akibat Tsunami Selat Sunda yang belum teridentifikasi.
“Data meninggal dunia hingga Minggu (30/12/2018) sebanyak 249 orang. Sudah teridentifikasi sebanyak 241 orang dan sudah diserahkan kepada pihak keluarganya. Sedangkan yang belum teridentifikasi delapan orang,” kata AKBP Edy Sumardi Kabid Humas Polda Banten, di Serang, Minggu.
Menurut dia, delapan korban meninggal yang belum teridentifikasi tersebut yakni lima orang merupakan pria, dua jenazah perempuan dewasa dan satu jenazah anak perempuan.
“Jenazahnya masih berada di RSUD Pandeglang,” kata dia dilansir Antara.
Di antara ciri-ciri delapan jenazah yang belum teridentifikasi itu, yakni laki-laki diperkirakan usia 20 sampai 30 tahun, perempuan diperkirakan usia 4 sampai 5,5 tahun, perempuan berusia antara 18 sampai 25 tahun dan panjang badan sekitar 150 cm, selanjutnya perempuan diperkirakan usia 27 sampai 40 tahun dan panjang badan sekitar 155 cm.
Kemudian mayat laki-laki dewasa panjang badan 169 Cm, laki-laki dewasa panjang badan 165 cm, laki-laki dewasa panjang badan sekitar 165 Cm dan berkumis serta mayat laki-laki dewasa panjang badan sekitar 163 cm.
Ia mengatakan, dalam penanganan korban bencana tsunami itu, Polda Banten dibantu personel Kepolisian Indonesia, yang menurunkan kekuatan sebanyak 1.300 personel, terdiri dari 974 personel Polda Banten dan 326 personel Kepolisian Indonesia.
Menurut dia, kegiatan dalam penanganan korban gempa oleh polisi di antaranya patroli di lokasi pengungsian, lokasi banjir, rumah warga, garis pantai Anyer sampai Carita untuk pencarian korban, pencarian dan evakuasi, pendistribusian logistik dan sejumlah kegiatan lainnya dalam upaya penanganan korban tsunami.
“Adapun lokasi pengungsian ada di 10 kecamatan, paling banyak titiknya di kecamatan Carita dan Kecamatan Sumur,” katanya.(ant/tin)