Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) raih prestasi dari tiga mahasiswa Departemen Teknik Sipil yang berhasil menyabet juara pertama lomba estimasi biaya proyek pada ajang Civil National Expo (CNE) 2021 yang diselenggarakan oleh Universitas Tarumanegara, secara daring.
Tim Pondasi Dalam tersebut diketuai Ahmad Al Ghany Prakoso dengan dua anggota, masing-masing adalah Rycko Agusvian Iswanto dan Adya Muhammad Feruzzi. Pada kompetisi berskala nasional ini peserta diberikan suatu proyek untuk merehabilitasi sekolah secara total.
Sebelumnya, menurut Rycko Agusvian Iswanto, timnya telah mempersiapkan perlombaan ini selama satu bulan penuh sebelum pembagian soal. Dimulai dari mencari dan membaca referensi mengenai metode penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB). “Selain itu, kami juga melakukan survei RAB secara langsung di lapangan dan diskusi dengan dosen pembimbing,” terang Rycko Agusvian Iswanto.
Tim yang dibimbing oleh dosen Manajemen Konstruksi Teknik Sipil ITS Ir Retno Indriyani MT tersebut mengaku banyak mendapatkan pengalaman baru dalam kegiatan ini. Sebab perlombaan ini merupakan kompetisi perdana yang mereka ikuti. “Bak sambil menyelam minum air, di samping menjadi pemenang, kami juga mendapat tambahan ilmu mengenai manajemen konstruksi,” kata Rycko Agusvian Iswanto.
Di babak penyisihan, lanjut Rycko mereka diminta untuk menyusun proposal yang berisi metode, biaya, serta penjadwalan pekerjaan. Sedangkan pada tahap final, mereka harus mempresentasikan proposal yang telah disusun di hadapan dewan juri. “Kami juga disuguhi beberapa soal mengenai denah pekerjaan, Kerangka Acuan Kerja (KAK) proyek, Standar Nasional Indonesia (SNI), serta Bill of Quantity (BoQ) proyek,” tambah Rycko.
Untuk kriteria penilaian juri, kata Rycko, di antaranya adalah metode pekerjaan, analisis harga satuan, RAB, dan kurva S. Rancangan ide Tim Pondasi Dalam rupanya banyak menuai komentar positif dari dewan juri. “Bahkan mereka (dewan juri, red) memuji cara penyampaian presentasi kami, kelengkapan perincian, serta inovasi ide yang kreatif, ” lanjut Rycko.
Disinggung tentang metode khusus yang dilakukan, Rycko membeberkan fakta bahwa dirinya bersama tim aktif melakukan pengecekan terhadap setiap kriteria yang diberikan secara mendetail. Lebih dari itu, pada saat penyusunan proposal, mereka banyak melakukan inovasi sehingga proposal yang disusun dapat menjelaskan pekerjaan secara rinci namun tetap realistis.
Meski tampil dengan persiapan matang, Tim Pondasi Dalam tak urung tetap menuai kendala. Pasalnya, setiap anggota berasal dari domisili yang berbeda sehingga menyebabkan komunikasi antaranggota menjadi terhambat. “Selain itu, penyusunan proposal kami lakukan pada semester ini yang mana kami banyak memiliki tugas besar,” urai Rycko.
Ke depan, mereka berharap dapat menjajal kompetisi-kompetisi lain yang berkaitan dengan manajemen konstruksi atau tender. “Kami juga berharap dapat memperoleh lebih banyak pengalaman lagi serta prestasi dan kembali mengharumkan nama ITS,” pungkas Rycko.(tok/iss)