Pada Hari Jadi ke-728 Kota Surabaya, Senin (31/5/2021), Dr Suparto Wijoyo Pakar Hukum Lingkungan Universitas Airlangga (Unair) menyampaikan harapannya agar Surabaya segera mewujudkan Smart City di segala lini.
Dia meyakini, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, sosok pemimpin milenial, mampu melakukan lompatan-lompatan kebaikan di segala lini kegiatan.
“Apakah itu smart city, green city, layanan-layanan digital nya, start up-nya, industri kreatif yang menolong UKM-UKM, MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah)-nya, juga orang pendapatannya naik semua, dan kota ini akan menjadi kota yang tetap berkelanjutan, melanjutkan kebaikan yang basisnya sudah diletakkan oleh Bu Risma tempo hari,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Senin (31/5/2021).
Baginya, Pemkot Surabaya harus menerima segala kritik membangun dari warga. Seperti apa yang sering disampaikan Eri Cahyadi, tuan dari Kota Surabaya adalah warganya, sedangkan dia ialah pelayannya.
Melalui pernyataan itu, kata Suparto, wali kota telah berkomitmen untuk mewujudkan Surabaya lebih baik lagi, termasuk memenuhi keinginan dan menerima kritikan dari tuan rumah.
Suparto juga mengatakan ada hal yang perlu didukung oleh pemerintah dalam pembangunan Surabaya yang lebih baik lagi seperti instalasi pengolah limbah per kluster.
“Oh klaster-klaster perumahan ada IPAL terpadu yang bisa men-support biogas dari MBK tiap warga yang tersambung ke pengelolaan listrik. Maka ini akan mengurangi beban ekologi kota dan kita bisa gunakan energi alternatif dari sampah biogas. Saya yakin ini juga PR besar,” jelasnya.
Moda transportasi, menurutnya juga perlu jadi perhatian. Moda transportasi harus terintegrasi di berbagai titik seperti misalnya dengan fasilitas pendidikan SMP yang ada di Surabaya.
Di sektor kesehatan seperti rumah sakit dan sektor wisata yang semuanya terpadu mulai Surabaya Barat, Timur, Utara, Selatan dia juga berharap segera terintegrasi dengan sistem transportasi publik memadai. Termasuk transportasi pengairan.
“Kalau integrasi moda transportasi ini terjadi, basisnya adalah lembaga pendidikan dan juga institusi kesehatan, persoalan Surabaya tinggal kemakmuran. Kalau ini terpadu, betapa murahnya transportasi Surabaya, berarti income orang Surabaya naik, pengeluaran untuk transportasinya berkurang, tidak lagi menyewa kendaraan. Nanti dikeluarkan untuk destinasi. Orang Surabaya bisa berwisata pendidikan, kesehatan di samping wisata heritage,” katanya.
Dia juga bilang, perlu adanya perbaikan terkait akses jalan dan antisipasi bencana, misalnya dengan melakukan penambalan jalan dan pembersihan gorong-gorong di musim kemarau.
“Supaya nanti kalau musim hujan gak banjir karena drainasenya atau gorong-gorongnya sudah bebas hambatan,” katanya.
Suparto juga berharap agar masyarakat juga turut membantu pemerintah mewujudkan Surabaya menjadi Smart City.
“Smart-nya itu: health-nya smart, government-nya smart, people-nya juga smart, jadi smart semuanya,” katanya.(frh)