Doni Monardo Ketua Satgas Penanganan Covid-19 menilai, berbagai upaya pemerintah untuk menekan lonjakan kasus Covid-19 pascalebaran Idulfitri tahun ini cukup efektif.
Di antaranya, penyekatan di berbagai jalur mudik, dan penerapan larangan pulang kampung.
Data per tanggal 23 Mei 2021 atau 10 hari sesudah hari pertama lebaran, kenaikan kasus aktif Covid-19 di Indonesia tidak sebanyak Idulfitri tahun lalu.
Kasus aktif di angka 5,23 persen atau naik 0,22 persen dari tanggal 19 Mei 2021.
Lalu, ada penurunan angka kesembuhan menjadi 91,99 persen, dari sebelumnya 92,22 persen pada 18 Mei 2021.
Kemudian, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy ratio) juga mengalami peningkatan menjadi 30,66 persen, dari 29,40 persen pada tanggal 18 Mei 2021.
Sementara, keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet per tanggal 24 Mei 2021, naik sekitar 6,75 persen menjadi 21,77 persen, dari sebelumnya 15,02 persen pada tanggal 18 Mei 2021.
Walau angka kenaikan kasus lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu, Doni mengingatkan seluruh elemen masyarakat tetap waspada dan meningkatkan disiplin protokol kesehatan.
“Walau secara menyeluruh tren kenaikan ini relatif kecil dibanding tahun lalu, kami menegaskan kita tidak boleh lengah, tetap waspada, selalu menaati protokol kesehatan. Kepatuhan terhadap protokol kesehatan jangan kendor, tidak boleh longgar,” ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (24/5/2021).
Sebelumnya, Dante Saksono Harbuwono Wakil Menteri Kesehatan RI bilang, dalam empat hari terakhir ada peningkatan kasus baru Covid-19 di Indonesia.
Data per tanggal 23 Mei 2021, kasus baru harian yang terdeteksi mencapai 5.700, naik sekitar dua kali lipat dari catatan tanggal 14 Mei 2021.
Menurut Wamenkes, salah satu faktor pemicu lonjakan kasus adalah tingginya mobilitas masyarakat pada masa Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah.
Dokter Dante memperkirakan, peningkatan kasus infeksi Virus Corona pascalebaran akan terus berlangsung sampai pertengahan Juni 2021.(rid/ipg)