Bambang Soesatyo (Bamsoet) Ketua MPR RI akan menggelar Turnamen Catur Nasional Indonesia Master, memperebutkan Piala Bergilir Ketua MPR RI dan Piala Tetap Menteri Pemuda dan Olahraga, pada Sabtu, 19 Juni 2021, di Lobby Gedung Nusantara V, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.
“Diikuti 50 peserta yang berasal dari 3 grandmaster, 2 grandmaster women, dan 19 master internasional, 4 master FIDE, 5 Women International Master, serta perwakilan pengurus provinsi dan peserta lainnya. Menjadikannya sebagai turnamen Perang Bintang, mempertandingkan berbagai pecatur hebat Indonesia. Antara lain Grandmaster Susanto Megaranto, Grandmaster Cerdas Barus, Grandmaster Novendra Priasmoro, dan Grandmaster Women Medina Warda Aulia. Komentator pertandingan akan dipandu Irene Kharisma Sukandar Grandmaster Women,” ujar Bamsoet usai menerima panitia Turnamen Catur Nasional Indonesia Master, di Jakarta, Senin (24/5/2021).
Turut hadir antara lain Fahmi Wakil Ketua PB Percasi, Anjas Novita Master Internasional, serta para panitia turnamen seperti Oni Arif, Hendra, dan Mansur Abdullah.
Bamsoet menjelaskan, sejarah mencatat, setidaknya Indonesia membutuhkan waktu selama 16 tahun untuk melahirkan grand master (GM). Setelah sebelumnya diraih Susanto Megaranto pada tahun 2004, penantian panjang tersebut akhirnya dipecahkan oleh Novendra Priasmoro yang menjadi grand master pada tahun 2020.
“Secara keseluruhan, Indonesia baru memiliki delapan grand master. Yakni GM Herman Suradiradja, GM Ardiansyah, GM Utut Adianto, GM Edhi Handoko, GM Cerdas Barus, GM Ruben Gunawan, GM Susanto Megaranto, dan GM Novendra Priasmoro,” jelas Bamsoet.
Dia menjelaskan, agar penantian melahirkan grand master tidak terlalu lama, diperlukan banyak turnamen di dalam negeri sebagai bagian dari proses regenerasi atlet catur. Mengingat atlet tidak lahir dalam semalam, melainkan butuh pembinaan jangka panjang.
“Tidak perlu sungkan belajar dari Rusia, sebagai negara yang memiliki keunggulan di olahraga catur. Selain memiliki banyak turnamen, Rusia juga mendirikan sekolah dan klub catur, mengingat catur tidak hanya menuntut ketekunan berlatih melainkan juga harus mengikuti perkembangan penelitian (sport science),” terang Bamsoet.
Bamsoet menekankan, melalui turnamen catur Indonesia Master tersebut, para pecatur Indonesia juga bisa mengasah kemampuan dan meningkatkan jam terbang mereka. Terlebih di tengah suasana pandemi Covid-19, yang menyebabkan banyak turnamen dan pertandingan catur tinggal regional maupun dunia tertunda. Agar kemampuan para atlet tetap terasah, mereka perlu mengikuti sebanyak mungkin turnamen bergengsi di dalam negeri.
“Sekaligus menjadi ajang pemanasan bagi para grand master dan master Internasional asal Indonesia yang akan mengikuti Kejuaraan Catur Dunia pada Juli 2021 di Rusia, serta Sea Games 2021 yang akan dilaksanakan pada November-Desember 2021 di Hanoi, Vietnam,” pungkas Bamsoet. (faz/frh/ipg)