Kementerian Sosial terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana dengan mempercepat pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di sejumlah lokasi terindikasi rawan bencana.
Sesuai arahan Tri Rismaharini Menteri Sosial, Kemensos fokus melaksanakan antisipasi kemungkinan bencana megathrust pantai selatan pulau Jawa lewat peningkatan kapasitas masyarakat. Salah satunya melalui KSB.
Pasca gempa bermagnitudo 6,1 yang dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,9 yang mengguncang Kabupaten Malang, Lumajang, dan Blitar Sabtu (10/4/2021) lalu, Kementerian Sosial pun membentuk KSB di Kabupaten Lumajang.
Dua kecamatan yang dipilih untuk pembentukan KSB kali ini adalah Kecamatan Tempursari dan Kecamatan Pasirian, dimana kedua kecamatan tersebut memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi mulai dari gempa bumi, longsor, hingga tsunami.
Pembentukan dua KSB di Kabupaten Lumajang ini secara resmi dikukuhkan Thoriqul Haq Bupati Lumajang pada Sabtu (22/5/2021) di Lapangan Desa Bulurejo, Tempursari, Lumajang.
Pembentukan KSB ini sebagai langkah pengurangan risiko bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
“Kabupaten Lumajang punya seluruh potensi bencana. Gempa kemarin kita merasakan dampaknya. Kita punya potensi tsunami karena kita di jalur pantai selatan. Kita punya potensi erupsi gunung berapi dari Semeru. Saya berterima kasih dan mengapresiasi keinginan warga untuk bersama-sama dengan kami pemerintah dan masyarakat kalau ada bencana kita siaga, kita siap”, ujar Thoriqul Haq Bupati Lumajang dalam sambutannya, seperti rilis dari Kemensos, Minggu (23/5/2021).
Dalam satu kelompok KSB terdapat sekitar 60 warga yang ditunjuk menjadi anggota. Mereka dibekali pelatihan mitigasi bencana seperti pemetaan potensi bencana, pemetaan sumber daya, pelatihan dasar pertolongan pertama dan evakuasi, keposkoan, hingga dapur umum.
“Kami memberikan pelatihan teknik tentang kebencanaan, masyarakat membuat SOP (standar operasional prosedur) sendiri sehingga mereka tahu dan terorganisir siapa yang bagian evakuasi, siapa yang bagian dapur umum. Masing-masing punya koordinator, sehingga jelas kalau ada bencana siapa berbuat apa”, kata Iyan Kusmadiana Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Kementerian Sosial RI.
Selain memberikan pembekalan dalam hal pengetahuan, Kementerian Sosial juga memberikan bantuan logistik berupa peralatan masak, tenda, family kit, beras, makanan siap saji, dan sebagainya senilai Rp211 Juta yang akan diletakkan dalam lumbung sosial sebagai logistik cadangan jika terjadi bencana.
Sutono yang didapuk menjadi ketua KSB Kecamatan Tempursari mengaku senang dengan pembentukan KSB ini. Menurutnya dengan adanya pelatihan bencana masyarakat lebih siaga terhadap bencana yang bisa muncul kapan saja.
“Alhamdulillah, senang. Dari kemarin kami diajarkan pelatihan-pelatihan tentang bencana. Jadi mau gak mau ya kami harus bisa menyiapkan diri kami. Tapi tadi sudah dibagi-bagi tim dan sudah punya tugas masing-masing,” ujar Sutono.
Pembentukan dua KSB di Kabupaten Lumajang ini menambah jumlah KSB di seluruh Indonesia menjadi 780 KSB. Kementerian Sosial akan terus melakukan pembentukan KSB baru di wilayah rawan bencana lainnya.(faz/frh)