Sabtu, 23 November 2024

Selain Persingkat Waktu Kerja, Alsintan Diklaim Tingkatkan Hasil Panen Petani

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
alsintan-tingkatkan-produktivitas-petani Ilustrasi. Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian saat menyerahkan alat dan mesin pertanian (Alsintan) kepada petani di Kabupaten Malang, 18 Mei lalu. Foto: Antara

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menggalakkan peningkatan produktivitas petani dengan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan). Terakhir kali, Kementan menyalurkan bantuan Alsintan di Jatim untuk para petani di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Selasa (18/5/2021) lalu.

Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian saat menyerahkan Alsintan kepada para petani di Malang bilang, mekanisasi dan tenaga pekerja pertanian harus seimbang. Artinya, meski pun Indonesia punya banyak tenaga petani harus diimbangi dengan mekanisasi dan penerapan teknologi pertanian.

Jauh sebelum itu, sekitar 2017 lalu, Kementan memberikan bantuan Alsintan kepada para petani di Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Surangganti itu kini mengaku merasakan manfaatnya.

Heru Rusiyanto perwakilan Gapoktan Surangganti yang juga Manager Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) di desa itu mengeklaim, bantuan Alsintan dari Kementan memberikan banyak manfaat sejak dari pengolahan sampai panen dan pascapanen.

“Alsintan sangat bermanfaat untuk petani. Kalau dari produktivitas, mulai dari tanam sampai panen kebetulan kami dapat bantuan dua mesin tanam. Kemudian dapat bantuan satu lagi jadi tiga, dan hari ini kami bisa membeli sendiri satu unit mesin tanam dari hasil penyewaan jasa,” kata Heru, Jumat (21/5/2021).

Tidak hanya dalam proses produksi, Alsintan menurutnya telah membuat hasil panen padi para petani yang tergabung dalam Gapoktan Surangganti meningkat dari hasil panen sebelum penggunaan alat dan mesin pertanian itu.

“Sebelumnya untuk luasan milik kami sendiri, 6 ribu meter persegi, kami bisa dapat 30 sak atau 30 karung. Kira-kira 3,3 ton sampe 3,6 ton. Sekarang bisa dapat 5 sampai 6 ton karena pertumbuhan padinya lebih bagus dan lebih cepat. Anakannya lebih banyak, dan ketika panen, padi yang jatuh atau hilang juga berkurang,” kata Heru.

Dengan mesin panen combine harvester dari Kementan, padi yang susut saat proses panen semakin sedikit dibandingkan saat menggunakan mesin panen dan mesin perontok padi manual. Sebabnya, dengan Alsintan dari Kementan, dua fungsi mesin yang tadinya terpisah bisa dilakukan dengan satu alat.

“Kalau pakai mesin perontok manual yang pakai power thresher itu, kami motong padi hari ini, besok baru bisa masuk power thresher (mesin perontok). Otomatis akan ada penyusutan bobot karena kadar airnya berkurang. Dengan mesin panen Kementan, sekarang dipotong, masuk karung, langsung dibawa ke pabrik,” ujarnya.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs