Sabtu, 23 November 2024

BNPB: Daerah Longsor Sukabumi Seharusnya untuk Konservasi

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan
Foto udara kondisi kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (2/1/2019). Foto: Antara

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan daerah yang tanahnya longsor di Desa Sirnaresmi, Kabupaten Sukabumi, seharusnya untuk kawasan konservasi.

Saat menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (2/1/2018), dia mengatakan daerah itu subur sehingga dimanfaatkan warga untuk bertani walau berdasarkan karakter lerengnya seharusnya lebih cocok untuk area konservasi.

“Kemiringan lereng termasuk terjal karena lebih dari 30 persen. Materi penyusunnya tanah berpori, mudah menyerap air dan gembur sehingga memang mudah longsor,” kata Sutopo, seperti ditulis Antara.

Sutopo menjelaskan tanah di daerah itu longsor pada 31 Desember lalu, terjadi setelah hujan dengan intensitas rendah terus menerus terjadi dalam beberapa hari.

“Hujan terus menerus selama beberapa hari. Diduga sudah ada retakan di puncak bukit, tetapi masyarakat sekitar tidak tahu. Tanaman yang tumbuh di puncak bukit adalah tanaman tahunan dan musiman,” jelasnya.

Menurut analisis satelit, panjang mahkota longsor mencapai 800 meter dengan luas mencapai delapan hektare.

“Ketebalan longsoran bervariasi, tetapi ada yang mencapai lebih dari 10 meter,” ujarnya.

Longsor menyebabkan 30 rumah tertimbun dan 32 keluarga yang terdiri atas 101 orang terdampak. Hingga Rabu pukul 13.00 WIB, bencana itu menyebabkan 15 orang meninggal dunia dan 11 di antaranya telah teridentifikasi.

Selain itu, masih ada 20 orang yang hilang. Bencana itu juga menyebabkan tiga terluka. Sebanyak 63 orang yang terdampak longsor sudah ditemukan selamat. (ant/dim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs