Inggris akan melakukan adaptasi pada program vaksinasi guna melindungi masyarakatnya di area-area tempat kemunculan Virus Corona varian India. Menurut menteri urusan vaksin, adaptasi vaksinasi di Inggris sudah dilakukan pada Jumat (14/5/2021).
Inggris merupakan salah satu negara di dunia yang paling cepat menjalankan program inokulasi. Sejauh ini, Inggris telah memberi suntikan pertama bagi hampir 70 persen dari populasi dewasa dan suntikan kedua bagi 36 persen populasi dewasa.
Pencapaian itu membantu Inggris mengurangi laju infeksi dan kematian.
Sejalan dengan perkembangan itu, Boris Johnson Perdana Menteri telah menetapkan langkah untuk mengeluarkan Inggris dari penguncian yang rencananya akan diterapkan pekan depan.
Meski demikian, dia telah memperingatkan bahwa varian baru seperti B.1.617.2 yang ada di India bisa menggagalkan rencana itu. Badan urusan kesehatan masyarakat (PHE) pemerintah Inggris Kamis (13/5/2021) kemarin menyatakan, jumlah total kasus varian baru yang terkonfirmasi mencapai lebih dari dua kali lipat dalam seminggu terakhir menjadi 1.313 kasus di seluruh Inggris.
Menteri urusan vaksin Nadhim Zahawi mengatakan, di daerah tempat varian baru corona muncul pemerintah akan meningkatkan pengujian. Di daerah seperti itu, semua penduduk diminta melakukan tes PCR mengingat varian virus yang beredar di masyarakat.
Pihak berwenang pun berusaha menilai seberapa luas penyebaran yang telah terjadi. Pemerintah setempat mengatakan, vaksin juga dapat ditawarkan kepada orang-orang yang lebih muda jika mereka tinggal di rumah dengan penghuni yang multigenerasi.
Suntikan vaksin di Inggris saat ini tersedia untuk semua orang yang berusia di atas 38 tahun. Perencanaan yang telah diubah menyesuaikan varian baru virus itu diklaim bisa mempersempit jarak waktu seseorang menerima dosis pertama dan kedua dari suntikan Pfizer.
“Kami akan melakukan apa pun dalam program vaksinasi … untuk memberikan perlindungan tambahan yang ditingkatkan,” kata Zahawi kepada saluran televisi BBC seperti dilansir Antara.
Varian virus corona yang sangat mudah menular dan pertama kali terdeteksi di India kini telah muncul di negara-negara di seluruh dunia. Zahawi bilang, ada kekhawatiran keberadaan varian di beberapa bagian Inggris utara dan London, tetapi tidak ada bukti bahwa varian itu berdampak lebih parah pada orang atau tidak dapat ditangkal oleh vaksin.(ant/tin)