Jumat, 22 November 2024

Falakiyah NU Jatim Perkirakan Hilal Tak Akan Terlihat

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Proses rukyatul hilal.

Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim menyatakan, sesuai hitungan Ilmu Falak, ada kemungkinan besar hilal atau bulan sabit muda tidak terlihat.

Pelaksanaan rukyatul hilal atau usaha melihat atau mengamati hilal untuk menentukan akhir Ramadan 1442 Hijriah oleh Lembaga Falakiyah PWNU Jatim akan berlangsung Selasa (11/5/2021) sore.

“Rukyatul hilal kami laksanakan besok (hari ini) 29 Ramadan, karena memang rukyat itu tanggal 29. Ada 27 titik (di Jawa Timur),” kata Shofiyullah Ketua Lembaga Falakiyah NU Jatim, kemarin.

Dia jelaskan, kenapa kemungkinan besar hilal tidak bisa terlihat? Alasannya, ijtimak atau bertemunya posisi bulan dan matahari di satu garis edar terjadi Rabu (12/5/2021) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

“Sementara syarat lahirnya hilal itu kalau sudah terjadi ijtimak. Jadi, kalau ijtimaknya belum terjadi, kan, enggak mungkin lahir hilal,” katanya.

Selain itu, pria yang akrab disapa Gus Shofi itu bilang, saat pemantauan nanti, posisi hilal berada minus empat derajat di bawah ufuk. Padahal, syarat terlihatnya hilal di Indonesia minimal dua derajat di atas ufuk.

Posisi yang minus atau di bawah ufuk itu menunjukkan bahwa hilal sudah terbenam lebih dulu sebelum waktu paling bagus pemantauan dilakukan, yakni saat terbenamnya Matahari.

“Minus pada saat yang paling bagus untuk melihat hilal itu menunjukkan, hilal itu sudah terbenam lebih dulu. Jadi kalau sudah terbenam, kita mau melihat apa? Kan, tidak mungkin,” kata Gus Shofi.

Meski demikian, rukyatul hilal akan tetap dilaksanakan. Meskipun hilal tidak terlihat, hal itu akan tetap menjadi dasar penentuan akhir Ramadan dengan cara penggenapan (istikmal) 30 hari.

“Artinya, Ramadan tahun ini genap 30 hari, berakhir pada Rabu (12/5/2021). Karena kalender Hijriah itu maksimal 30 hari. Pedoman dari Nabi, kalender Hijriah itu kalau enggak 29, ya, 30 (hari)” katanya.

Penggenapan Ramadan menjadi 30 hari otomatis akan menjadikan 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada Kamis (13/5/2021). “Ya, Kamis kemungkinan besar 1 Syawal,” ujar Gus Shofi.

Bila hal itu terjadi, artinya Hari Raya Idulfitri tahun ini sama seperti tahun lalu, warga NU maupun Muhammadiyah akan merayakannya pada hari yang bersamaan menurut kalender Masehi.

Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada Kamis 13 Mei dengan metode hisab. Sementara, pemerintah akan tetap melaksanakan sidang isbat setelah rukyatul hilal secara nasional selesai.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs