Yoshihide Suga Perdana Menteri Jepang mengungkapkan bahwa ia tidak mengutamakan Olimpiade pada Senin (10/5/2021) bersamaan dengan hasil polling yang menunjukkan 60 persen warga Jepang ingin Olimpiade dibatalkan.
Sebelumnya, Olimpiade Tokyo direncanakan akan berlangsung tiga bulan lagi, pada 23 Juli hinigga 8 Agustus 2021.
Dilansir dari Reuters, saat ini, Jepang tengah memperpanjang status emergency di Tokyo sampai akhir Mei untuk mengendalikan lonjakan kasus Covid-19.
Hal ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut apakah Olimpiade harus dilanjutkan. Ditambah tingkat pelaksanaan vaksinasi di Jepang termasuk dalam kategori paling rendah diantara negara-negara kaya lainnya.
Ofisial Olimpiade dan Suga bersikeras melaksanakan Olimpiade dengan aman dengan melarang penonton asing dan membuat pedoman permainan sejak satu bulan lau untuk mencegah infeksi virus corona.
Namun, survei yang dilaksanakan pada 7-9 Mei oleh media Yomiuri Shimbun Daily menunjukkan 59 persen warga ingin Olimpiade dibatalkan bertentangan dengan 39 persen lainnya yang mengatakan Olimpiade harus dijalankan.
Yomiuri Shimbun daily tidak memberikan opsi penundaan terkait Olimpiade Tokyo 2021.
Pada akhir pekan, TBS News melakukan pollling serupa dengan hasil 65 persen ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda lagi. Sebanyak 37 persen memilih tidak perlu melaksanakan permainan dan 28 persen menyerukan penundaan Olimpiade.
Lebih dari 300 ribu orang telah menandatangani petisi untuk membatalkan Olimpiade setelah survei disebarluaskan.
Ketika ditanya dalam rapat komite parlemen apakah Olimpiade akan dilanjutkan meski infeksi Covid-19 melonjak, Suga menjawab ia tidak mengutamakan Olimpiade.
“Prioritas saya untuk melindungi kehidupan dan kesehatan warga Jepang. Kita harus mengutamakan pencegahan penyebaran virus, ” tambahnya.
Dia juga memaparkan bahwa International Olympic Committe (IOC) telah mengambil keputusan akhir terkait Olimpiade dan tugas pemerintah ialah untuk mengambil langkah-langkah untuk melaksanakannya dengan aman.
Di sisi lain, beberapa percobaan kegiatan oleh atlet luar negeri juga telah berhasil dilaksanakan, yang paling baru dilaksanakan pada Minggu.
Media setempat melaporkan sedang ada penyusunan pengaturan terkait pencabutan status emergency negara Jepang sebagai prasyarat Thomas Bach Presiden IOC yang diprakirakan akan mengunjungi Jepang pada bulan Juni.
Selaras dengan ucapan Seiko Hashimoto Presiden Tokyo 2020 bahwa akan sulit untuk berkunjung di tengah status emergency Jepang.
John Coates Pemimpin Olimpiade mengungkapkan tidak bisa memprediksi skenario pertunjukan yang luar biasa karena sentimen warga Jepang yang begitu “perhatian” terkait pelaksanaan Olimpiade Tokyo.(frh/iss)