Sabtu, 23 November 2024

Mendag: 80 Persen Kapasitas Sarang Burung Walet Dunia Disuplai dari Indonesia

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Muhammad Luthfi Menteri Perdagangan memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/5/2021). Foto: biro pers setpres

Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan mengatakan, pemerintah berupaya meningkatkan nilai ekspor sarang burung walet dan tanaman porang komoditas unggulan Indonesia di pasar dunia.

Peningkatan nilai ekspor bertujuan untuk mendapatkan harga terbaik dari pasar dunia, sehingga bisa memberikan keuntungan lebih baik bagi para petani dan industri dalam negeri.

“Sarang burung walet mempunyai nilai yang luar biasa. Indonesia merupakan produsen utama sarang burung walet untuk dunia. Bahkan, hampir 80 persen dari kapasitas dunia disuplai dari Indonesia,” ujarnya.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Perdagangan, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/5/2021), selepas rapat kabinet terbatas bersama Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian dan Joko Widodo Presiden.

Pada tahun 2020, Indonesia mengekspor sarang burung walet dengan nilai total 540 juta Dollar AS dari 1.316 ton sarang burung walet yang berhasil diekspor.

Sayangnya, masih terdapat disparitas harga yang sangat besar dari penjualan di pasar dunia tersebut.

“Hal itu terjadi karena memang negara-negara tujuan utama mempunyai harga yang berbeda. Misalnya Hong Kong yang kita menjual lebih dari hampir lebih dari 85 persen dari ekspor harga per kilonya hanya 88 Dollar AS, sedangkan di Tiongkok harga satu kilonya lebih dari 1.500 Dollar AS,” ungkapnya.

Maka dari itu, Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Pertanian akan melakukan persamaan aturan dengan tujuan menggalakkan ekspor dan berupaya memperoleh hasil terbaik bagi petani dan industri di dalam negeri.

Lutfi menambahkan, dalam kunjungannya ke Tiongkok beberapa waktu lalu, pemerintah setempat telah berkomitmen membeli komoditas sarang burung walet Indonesia senilai Rp16 triliun.

“Hari ini baru separo yang terealisasi, dan kita akan mengejar target tersebut di akhir 2021,” tuturnya.

Lebih lanjut, Lutfi juga menjelaskan komoditas unggulan Indonesia lainnya yang mendapat permintaan besar dari pasar dunia, yaitu tanaman porang. Tanaman porang sesudah diolah bisa menjadi bahan pangan pengganti tepung terigu.

“Makanan baru dari tanaman ini adalah non gluten food atau pengganti tepung terigu. Olahan Porang lebih disukai karena lebih sehat dan menjamin kesehatan. Ini menjadi tren dan mendapatkan harga yang luar biasa,” katanya.

Sekarang, Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian akan berupaya maksimal untuk meningkatkan ekspor komoditas porang ke pasar dunia.(rid/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs