Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mendata, inflasi (peningkatan harga-harga) di Jawa Timur pada April kemarin sebesar 0,10 persen. Tingkat Inflasi ini terendah selama 2021.
Pada Januari lalu, tingkat inflasi di Jatim tercatat mencapai 0,32 persen. Pada Februari tercatat 0,22 persen, dan pada Maret lalu Jatim mengalami inflasi 0,11 persen.
“Dari Januari sampai April memang selalu inflasi. Tapi inflasinya terus menurun. April ini paling rendah daripada Januari sampai Maret,” kata Dadang Hardiawan Kepala BPS Jatim, Senin (3/5/2021).
Dadang mengatakan, inflasi yang terjadi di Jatim sejak awal Ramadan itu dialami oleh semua kabupaten/kota yang menjadi sasaran indeks harga konsumen BPS di Jawa Timur.
“Bahan makanan pada momen ini cukup terkendali, bahkan cenderung mengalami deflasi yang didorong oleh beras yang mengalami penurunan harga karena adanya panen raya di Jawa Timur,” ujarnya.
Meski demikian, ada beberapa bahan makanan yang punya andil mendorong terjadinya inflasi di Jatim pada April 2021. Salah satu yang andilnya paling besar adalah daging ayam ras.
Menurut catatan BPS, pada April 2021 ini daging ayam ras mengalami perubahan harga (peningkatan) mencapai 5,90 persen dengan andil terhadap inflasi pada April mencapai 0,06 persen.
Ayam hidup ada di posisi ketiga penyumbang inflasi sebesar 0,02 persen dengan persentase perubahan harga mencapai 8,45 persen.
Diikuti kemudian oleh cabai merah yang juga menyumbang 0,02 persen inflasi pada April 2021, dengan persentase perubahan harga selama April mencapai 10,48 persen.
Pada urutan kedua komoditas penyumbang inflasi setelah daging ayam ras, emas perhiasan memberikan andil sebesar 0,02 persen terhadap inflasi dengan perubahan harga 1,53 persen.
“Sedangkan, kenaikan harga BBM, baik pertamax maupun pertalite per 1 April kemarin tidak berdampak di Jatim. Sebab kenaikan harga itu hanya berlaku di Sumatra Utara,” ujar Dadang.
Di lain sisi, kalau beberapa waktu lalu cabai rawit sempat meroket dan memberikan sumbangan cukup besar terhadap inflasi, kali ini justru menjadi komoditas penyumbang deflasi terbesar.
Andil cabai rawit terhadap deflasi di Jatim sebesar -0,13 persen dengan persentase perubahan harga (turun) -26,05 persen. Sebabnya, kata Dadang, sejumlah sentra produksi cabai rawit telah panen raya pada Maret 2021 lalu.
Adapun daerah dengan tingkat inflasi tertinggi di Jatim menurut catatan BPS adalah Kabupaten Sumenep. Inflasi di salah satu kabupaten di Madura itu mencapai 0,53 persen.
Sedangkan daerah dengan tingkat inflasi terendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur adalah Banyuwangi. Tingkat Inflasi di kabupaten paling timur di Jatim itu hanya 0,02 persen.
Meskipun inflasi April terendah dibandingkan bulan lain selama 2021, bila dibandingkan dengan inflasi pada April tahun lalu (year on year) inflasi April kemarin mengalami peningkatan 1,52 persen.(den/frh/ipg)