Sabtu, 23 November 2024

Jenazah ABK KRI Nanggala 402 Akan Dievakuasi ke Surabaya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Anggota TNI AL melakukan penghormatan ketika kapal selam KRI Nanggala-402 tiba di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (6/2/2012). Foto: Antara

Laksamana TNI Yudo Margono Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) menegaskan, Tim SAR TNI AL akan berupaya melakukan evakuasi badan kapal yang ditemukan masih utuh termasuk mengevakusi jenazah para ABK KRI Nanggala 402.

“Tentunya kami akan berusaha mengangkat kapal ini walaupun di kedalaman 838. Sudah ada beberapa rekan dari luar yang menawarkan ini. Tapi tentu saja perlu ada keputusan dari pemerintah,” ujarnya.

Soal proses evakuasi dan tawaran dari Tim SAR luar negeri itu, Kasal akan lebih dulu mengajukan itu kepada Panglima TNI yang kemudian secara berjenjang akan mengusulkan itu ke jenjang yang lebih tinggi (presiden).

“Kalau sudah ada keputusan kami akan angkat kapal itu. Kami berkomitmen untuk evakuasi ini,” kata Yudo dalam konferensi pers di Bali, yang disiarkan di YouTube resmi TNI Angkatan Laut, Minggu (25/4/2021).

Koordinasi yang akan dilakukan, kata dia, terutama terkait cara mengevakuasi badan kapal atau buritan kapal tempat para ABK berada. Apakah dengan cara ditarik atau diusung ke atas permukaan laut.

“Nanti kami koordinasikan. Yang jelas, kami akan upayakan badan kapal ini bisa terangkat. Untuk jenazah, nanti akan dievakuasi ke Surabaya. Evakuasi ini akan kami tidaklanjuti sesuai permintaan keluarga. Di Banyuwangi ini ada tiga orang ABK,” ujarnya.

Salah satu wartawan di lokasi konferensi pers sempat menanyakan tentang dugaan adanya kelebihan kapasitas KRI Nanggala 402. Yang mana sejumlah sumber menyebutkan bahwa kapal selam buatan Jerman itu hanya mampu menampung 34 orang.

Laksamana TNI Yudo Kasal memastikan, KRI Nanggala 402 sebenarnya mampu menampung 50 awak plus tujuh orang Kopaska yang akan melaksanakan penyusupan atau pendaratan khusus melalui tabung torpedo.

“Pelaksanaannya (pendaratan khusus Kopaska) tergantung kesiapan alat keselamatannya. Kemarin (KRI Nanggala 402) memuat 53 (orang). Ini masih masuk dalam kapasitas (di bawah kapasitas maksimal kapal) memuat orang,” ujarnya.

Tidak hanya itu, dia memastikan bahwa TNI Al sudah melakukan perbaikan kapal dengan pemeliharan menengah ataupun docking rutin setelah over hole di Korea pada 2012 silam. Sebelum berangkat KRI Nanggala 402 juga sudah sudah dilakukan pengecekan dan dinyatakan layak.

“Karena itulah kami proyeksikan dan merencanakan penembakan torpedo,” ujarnya.

Pada saat latihan berlangsung Rabu (21/4/2021) di perairan Bali Utara, KRI Nanggala mendadak hilang kontak sesaat sebelum pelaksanaan penembakan torpedo itu. Dalam konferensi pers sebelumnya, Yudo bilang, Tim Penjejak sempat melihat KRI Nanggala.

Menurut pantauan Tim Penjejak itu, saat mengajukan permintaan izin penyelaman, lampu kapal selam itu menyala. Ketika menyelam, kapal itu mendadak hilang kontak. Yudo memastikan, TNI AL akan melakukan investigasi penyebab tenggelamnya kapal.

“Sebenarnya sebelum pelaksanaan latihan itu sudah kami cek. Kami mengira, tenggelamnya KRI Nanggala 402 ini bukan karena human eror tapi mungkin karena faktor alam,” katanya.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs