Saleh Partaonan Daulay anggota Komisi IX yang juga Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) telah disuntik Vaksin Nusantara.
Saleh menunjukkan video penyuntikan vaksin tersebut dalam akun instagramnya. Penyuntikan Vaksin Nusantara dilakukan langsung oleh dokter Terawan Agus Putranto mantan Menkes yang juga pelopor vaksin ini.
“Jadi saya bukan termasuk bagian dari penelitian vaksin Nusantara karena saya sudah disuntik dua kali dengan vaksin merk lain. Nah sekarang ini vaksin sel dendritik, semoga ini ikhtiar untuk membantu. Ini yang suntik dokter Terawan langsung. Kalau ada orang yang bilang dokter Terawan begini begitu, ternyata bagus kok suntikannya, gak sakit,” ujar Saleh dalam akun Instagramnya @salehpd, yang diunggah Kamis (22/4/2021).
Sementara, di akun yang sama Saleh didampingi dokter Terawan dan beberapa anggota Komisi IX termasuk Emanuel Melkiades Laka Lena wakil ketuanya juga melakukan hal sama serta memberikan komentar bersama kalau Vaksin Nusantara itu aman.
Saleh menilai aksi dukung mendukung dalam polemik Vaksin Nusantara tidak tepat. Apalagi, orang-orang yang mendukung tidak semuanya berlatar belakang akademik kesehatan. Banyak di antara mereka mendapatkan informasi hanya dari media. Tentu saja hal itu sangat jauh dari memadai.
“Lagian, ini kan bukan pilkada atau pileg. Kalau pemilu tentu dibutuhkan dukungan. Semakin banyak yang dukung, semakin mudah untuk menang. Itu karena kebenarannya didasarkan atas suara terbanyak. Kalau vaksin, kebenarannya diukur secara akademik,” ujar Saleh dalam keterangannya, Jumat (23/4/2021).
Terkait adanya perbedaan pandangan antara para peneliti Vaksin Nusantara dengan pihak BPOM, Saleh menyarankan sebaiknya diselesaikan dengan mediasi. Mediasi tersebut diperlukan agar peneliti dan BPOM bisa mengurai persoalan yang ada. Dengan begitu, tidak ada yang merasa ditinggalkan.
“Saya yakin, mediasi itu bisa dilakukan. Menkes diminta mengambil peran untuk memfasilitasi. Para peneliti dan BPOM tentu bisa duduk bersama dengan Menkes. Apalagi, dalam rapat terakhir di komisi IX, usulan mediasi ini termasuk salah satu bagian dari kesimpulan rapat,” jelasnya.
“Menkes semestinya yang paling berkepentingan agar vaksin segera tersedia. Menurut Perpres 99/2020, Menkes memiliki otoritas penuh terhadap pengadaan vaksin. Tentu termasuk dalam hal ini pengadaan Vaksin Nusantara atau vaksin merah putih,” imbuhnya.
Kata Saleh, di tengah situasi embargo vaksin yang terjadi, masyarakat banyak berharap agar pemerintah dapat melakukan terobosan dan inovasi baru. Termasuk di antaranya memikirkan agar vaksin-vaksin dalam negeri dapat bermunculan. Setiap penelitian yang dilakukan, harus didukung secara bertanggung jawab. Kemenkes harus memastikan tidak ada penelitian yang dipersulit. Semua harus diperlakukan sama.(fax)