Sabtu, 23 November 2024

Nadiem Temui Ketum PBNU Bahas Penyempurnaan Kamus Sejarah

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat menemui Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Foto: Kemendikbud

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan akan mendukung langkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam menyempurnakan konten dalam Kamus Sejarah Indonesia. Keberadaan kamus ini sangat penting untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia memahami perjalanan Bangsa Indonesia dari masa ke masa.

Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU mengapresiasi komitmen Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang berjanji akan memperbaiki dan menyempurnakan draf Kamus Sejarah yang telah disusun sejak 2017 tersebut.

“Kita kecewa dengan draf kamus sejarah itu yang tidak menyebut NU, Hasyim Asy’ari, dan Gus Dur, tetapi itu bukan kesalahan menteri karena terbit tahun 2017 bukan era Pak Nadiem,” kata Said Aqil setelah menerima kunjungan Mendikbud di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (22/4/2021).

Said Aqil pun menyarankan Kemendikbud menyusun ulang naskah kamus tersebut. PBNU siap mendampingi Kemendikbud dalam proses tersebut dengan tim sejarawan yang canggih.

“Penulisan sejarah yang tidak benar akan merugikan bangsa, bukan hanya NU. Kalau sejarah tidak ada Hasyim Asy’ari sejarah bangsa juga rugi dong,” ujarnya

Helmy Faishal Zaini Sekretaris Jenderal PBNU yang juga ikut mendampingi menyatakan PBNU telah menugaskan salah satu pengurusnya menjadi tim perumus. Selain itu, PBNU menyampaikan Ensiklopedia NU kepada Kemendikbud. Hal ini diharapkan dapat menjadi referensi serta masukan agar sejarah dapat diluruskan sesuai perjalanan Bangsa Indonesia.

Khusus terkait Nahdlatul Ulama, Helmy menjelaskan bahwa kyai, haji, dan ulama NU berperan besar membangun pendidikan Indonesia.

“Sejarah pendidikan Indonesia tidak terlepas dari peran besar kyai, haji, ulama NU dalam konteks membangun sekaligus merintis berdirinya Indonesia,” ungkap Helmy.

Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau biasa disapa Yenny Wahid, cicit pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH.Hasyim Asy’ari dan putri dari Abdurrahman Wahid Presiden RI ke-4 juga menegaskan pihak NU dan keluarga Gus Dur menilai bahwa persoalan ini sudah selesai.

“Justru kami akan memberikan asistensi kepada Mas Nadiem dan timnya untuk merevisi kamus sejarah tersebut supaya lebih meningkat,” tegas Yenny.

Yenny juga sangat mengapresiasi sikap Nadiem yang sangat responsif terhadap isu ini, kendati pembuatan naskah kamus sejarah tersebut bukan terjadi di era kepemimpinannya. “Kita juga bersyukur kejadian ini membawa hikmah karena kamus tersebut dapat diperbaiki sebagai bahan pembelajaran bagi generasi muda ke depan agar lebih mengenal tokoh-tokoh bangsa serta kontribusi mereka terhadap kemerdekaan maupun pengisian kemerdekaan Bangsa Indonesia,” kata dia.

Nadiem menjelaskan akan membangun tim yang komprehensif dan lebih ketat dalam menyaring konten untuk buku-buku yang dipublikasikan Kemendikbud, khususnya terkait sejarah.

“Mohon diingat bahwa komitmen kita terhadap ormas-ormas sangat kuat dan kerja sama antara ormas-ormas seperti NU selanjutnya akan kita perkuat,” pungkas Nadiem.(faz/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs