Sabtu, 23 November 2024

Hari Bumi, Gubernur Ingatkan Masyarakat Jatim Pentingnya Menjaga Bumi

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Khofifah Gubernur Jatim saat menanam rumput vetiver di kaki Gunung Semeru, Sabtu (15/2/2020). Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengajak semua elemen masyarakat untuk memaknai pentingnya menjaga bumi di peringatan Earth Day yang jatuh tepat hari ini Kamis (22/4/2021).

Khofifah berpesan peringatan Earth Day yang digagas sejak 1970 itu tidak hanya dijadikan peringatan seremoni. Melainkan menjadi pelecut gerakan nyata dalam menjaga bumi sebagai tempat tinggal manusia, dan juga makhluk Tuhan yang lain.

“Hari Bumi kali ini merupakan momentum untuk kembali menyamakan paradigma. Yakni kesepahaman untuk menjaga kelestarian bumi dan bersikap ramah terhadap bumi. Ini tanggung jawab bersama. Ini merupakan tugas bersama. Kita harus menjaga Kelestarian bumi agar manfaatnya bisa terus dirasakan oleh anak cucu di masa mendatang,” kata Khofifah, Kamis (22/4/2021).

Dalam kesempatan ini pula Khofifah mengingatkan akan pentingnya gerakan revegetasi di hutan-hutan gundul. Salah satunya seperti yang dilakukan Pemprov Jatim bersama TNI akhir tahun 2020 lalu yaitu dengan melaksanakan aeroseeding wilayah Malang Raya. Kegiatan revegetasi itu dilakukan di atas gunung Arjuna, Kawi, dan Budug Asu. Penebaran benih melalui Skuadron 4 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh.

“Langkah tersebut bertujuan menghijaukan hutan kembali. Dengan begitu, bencana tanah longsor, banjir, serta kebakaran hutan bisa diantisipasi. Selain itu, revegetasi merupakan cermin kesadaran manusia dalam menjaga bumi ini,” tegasnya.

Selain aeroseeding, pemprov Jatim juga memberi perhatian tersendiri terhadap sungai. Seperti diketahui di Jawa Timur ada dua aliran sungai yang cukup besar yaitu daerah aliran sungai Brantas dan Bengawan Solo, yang kondisi baku mutu airnya tidak seperti dulu.

“Pemerintah provinsi memiliki beragam program untuk menjaga baku mutu air tersebut. Program itu melibatkan masyarakat yang diberinama relawan jogo kali. Fokusnya adalah menjaga sungai dari perilaku pencemaran dan perusakan biota. Tujuannya memastikan baku air tersebut tidak semakin rusak. Syukur, bisa membaik,” tegasnya.

Menjaga sungai tak bisa hanya dilakukan pemerintah. Untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk ikut dalam gerakan relawan jogo kali, agar menjaga kuliatas sungai di Jatim tetap pada fungsinya yang bisa memberi manfaat untuk kehidupan manusia.

“Yang harus diingat adalah urip iku gawe urup. Pesan Sunan Kalijogo ini sangat relevan jika kita jadikan referensi. Apa yang kita ambil dari bumi, harus kita kembalikan dengan menjaga kelestariannya,” tambah Khofifah.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs