Sabtu, 23 November 2024

Hindari Kerumunan, Masjid Al-Akbar Minta Jemaah Bawa Takjil Sendiri dari Rumah

Laporan oleh Anton Kusnanto
Bagikan
Suasana Shalat Tarawih di Masjid Al-Akbar pada Jumat (16/4/2021). Foto: Anton suarasurabaya.net

Pelaksanaan ibadah Ramadan di Masjid Al-Akbar selama masa pandemi Covid-19 belum berakhir harus menyesuaikan kebiasaan baru. Salah satunya, kalau biasanya jemaah yang datang juga berharap dapat takjil gratis, kali jemaah diminta membawa takjilnya sendiri.

Kalau ingin tetap dapat takjil gratis dari Masjid Al-Akbar, jemaah harus mengikuti Salat Ashar berjemaah atau ceramah agama setelah Salat Ashar. Sebab, Ramadan kali ini, badan pelaksana masjid mengutamakan pembagian paket berbuka puasa hanya untuk mereka yang ikut Salat Ashar atau ikut ceramah setelah Salat Ashar.

Helmi M Noor Sekretaris Badan Pelaksana Masjid Nasional Al Akbar Surabaya menegaskan, badan pelaksana Masjid Al-Akbar tidak lagi menyediakan takjil untuk jemaah sesaat sebelum masuk Azan Magrib sebagaimana pelaksanaan Ramadan pada tahun-tahun sebelum pandemi.

“Jadi untuk jemaah yang berencana datang ke Masjid Al-Akbar menjelang Magrib, disarankan membawa takjil sendiri dari rumah. Pembagian makanan berupa nasi bungkus setelah salat Magrib berjamaah juga kami tiadakan. Ini kami lakukan untuk mengurangi potensi kerumunan jemaah,” katanya kepada suarasurabaya.net, Sabtu (17/4/2021).

Upaya Badan Pelaksana Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya untuk menghindari penularan virus dari aktivitas ibadah itu juga dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat kepada jemaah dan juga menata ulang pelaksanaan seluruh ibadah di Masjid Al-Akbar selama Ramadhan 1442 Hijriah.

Misalnya, untuk Salat Tarawih. Sebelum pandemi, imam salat membacakan surat panjang di tiap rakaat salat Tarawih. Menurut Helmi, hal ini dilaksanakan sekaligus untuk mengejar target khatam 30 juz Alquran saat Tarawih sepanjang satu bulan Ramadan.

“Namun, pada Ramadan kali ini, imam salat Tarawih diimbau melantunkan bacaan surat pendek di masing-masing rakaat,” ujar Helmi.

Helmi bilang, cara ini efektif memperpendek waktu pelaksanaan salat Tarawih di Masjid Al-Akbar. Yang tadinya 23 rakaat bisa selesai dalam waktu kurang lebih satu setengah jam, sekarang bisa selesai dalam waktu satu jam saja.

“Hal ini bisa mengurangi waktu berkumpulnya jemaah di ruang utama,” kata Helmi.

Ruangan utama Masjid Al-Akbar yang kapasitas normalnya mencapai 10.000 jamaah juga dipangkas jadi 25 persennya saja. Selain untuk mengatur jarak jemaah, di dalam ruang utama juga dibuat penyekat untuk jalan masuknya jemaah. Karena akses masuk ke dalam ruangan utama masjid hanya bisa dari satu pintu saja.

Penerapan satu jalur pintu masuk ini memudahkan skrining pemeriksaan suhu badan bagi jemaah yang akan memasuki ruangan.

Selain itu jemaah juga diberikan kantong kresek untuk menyimpan alas kaki mereka dan meletakkannya di dekat tempat duduknya masing-masing. Karena menurut Helmi, dari pengamatan, potensi berkumpul paling banyak justru ketika selesai beribadah, dan jemaah antri berdesakan mencari sandalnya masing-masing.

Adapun jadwal ibadah yang berpotensi mendatangkan banyak jemaah, kata dia, akan dipecah tak hanya saat berbuka sampai tarawih saja. Untuk ceramah agama misalnya, setiap hari dijadwalkan rutin setelah salat Ashar sampai menjelang berbuka puasa.

Helmi juga memastikan, ratusan anggota takmir Masjid Al-Akbar sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Dia berharap jemaah tetap bisa memakmurkan masjid, memeriahkan Ramadan, sambil tetap menjaga keamanan dan kenyamanan, serta mengutamakan kesehatan.(ton/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs