Menag Larang Zona Oranye Tarawih Berjemaah, Khofifah: Jatim Tidak Ada Oranye

Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama melarang masyarakat di daerah masuk zona oranye dan merah risiko penularan Covid-19 beribadah Ramadan secara berjemaah di tempat ibadah.

Kementerian Agama memang sudah menerbitkan panduan ibadah Ramadan dan Idul Fitri yang memperbolehkan Salat Tarawih dan Salat Id di masjid atau lapangan dengan pembatasan-pembatasan.

Namun, hari ini, Senin (12/4/2021), Menag kembali menegaskan, bahwa aturan itu tidak berlaku untuk daerah zona merah dan oranye. Dia meminta masyarakat beribadah di rumah masing-masing.

“Hal ini untuk melindungi kita semua agar selama pandemi kita bisa beribadah dengan tenang dengan baik,” ujar Yaqut dalam keterangan pers di Jakarta, dilansir Antara.

Padahal, tidak lama setelah hilal terpantau di kawasan Gresik dan pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1442 Hijriah pada Selasa (13/4/2021), sejumlah masjid di Kota Surabaya menggelar salat tarawih.

Berdasarkan pantauan di Aplikasi Bersama Lawan Covid-19, Gugus Tugas Covid-19 Pusat, Surabaya masih merupakan zona oranye atau daerah dengan risiko sedang penularan Covid-19.

Tidak hanya Surabaya, ada 27 daerah lain di Jatim yang berstatus zona oranye. Yang zona kuning hanya Bondowoso, Jember, Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Gresik, Lamongan, Tuban.

Tidak hanya masyarakat Surabaya yang mungkin belum tahu imbauan terbaru dari Menag, sehingga di malam pertama Ramadan mengikuti Salat Tarawih di Masjid. Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim pun ikut tarawih berjemaah.

Mantan Menteri Sosial itu mengikuti Salat Tarawih di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Setelah salat, sejumlah awak media menanyakan tentang kebijakan yang hari disampaikan Menag.

“Jadi kalau zona oranye di Jawa Timur Alhamdulillah sudah tidak ada,” ujar Khofifah setelah Salat Tarawih di Masjid Al Akbar Surabaya.(den/iss)