Sabtu, 23 November 2024

Tak Hanya NTT, Warga Pesisir Selatan Jawa Waspadai Siklon Tropis Seroja

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Kondisi banjir dan tanah longsor di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/4/2021). Foto: Antara

Sebagian wilayah di Nusa Tenggara Timur pada Minggu (4/4/2021) kemarin dihantam banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan 54 orang meninggal dunia. Hujan deras datang disertai angin kencang dan gelombang tinggi yang merupakan dampak dari terbentuknya siklon tropis Seroja di wilayah setempat.

Eko Prasetyo Kepala Pusat Meteolorolgi Maritim BMKG mengatakan, siklon tropis Seroja terpantau oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat sejak Jumat (2/4/2021), yaitu dengan mulainya pusat tekanan rendah di wilayah selatan NTT.

Dan pada Senin (5/5/2021) dini hari, siklon tropis Seroja terbentuk di wilayah tersebut pada pukul 01.00 WIB. Pembentukan siklon tropis ini bisa memicu cuaca ekstrem dan menimbulkan bencana hidrometeorologi.

“Dan benar tadi malam dini hari lahir siklon tropis Seroja. Dampaknya langsung dirasakan di wilayah NTT sebelah selatan di antaranya terjadinya angin kencang, dibarengi hujan deras dan gelombang tinggi,” kata Eko kepada Radio Suara Surabaya, Senin (5/5/2021).

Tidak hanya di selatan NTT, dampak siklon tropis ini juga harus diwaspadai oleh warga di pesisir selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat hingga Sumatera. Apalagi, Siklon Tropis Seroja menyebabkan meningkatnya tinggi gelombang laut hingga 4-5 meter.

Dengan meningkatnya tinggi gelombang, Eko menyebut warga pesisir juga harus mewaspadai potensi dampak lanjutan seperti banjir dan rumah rusak maupun pohon tumbang karena hujan datang bisa disertai angin kencang dengan kecepatan 70-90 km/jam.

“Memang dampak lainnya juga dirasakan di wilayah lain seperti selatan NTB, kemudian Bali selatan, selatan Jawa dan selatan Sumatera,” tambahnya.

Eko menyebut, BMKG belum dapat memastikan hingga kapan siklon tropis Seroja ini berlangsung. Namun, diperkirakan warga di pesisir selatan masih akan merasakan dampaknya hingga 3-7 hari ke depan.

“Masih kita pantau. Pertama, pergerakan ke arah mana, menjauhi daratan atau bagaimana. Lalu perubahan tekanan udara, hari ini relatif tidak sama dengan kemarin. Ada yang 1-3 hari, ada yang 7 hari masih terjadi,” imbuhnya.

Untuk itu, Eko mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi bencana.

Seperti yang diketahui, banjir bandang dan tanah longsor menimpa beberapa wilayah di NTT pada Minggu (4/4/2021), salah satunya di Kabupaten Flores Timur.

Adapun kerugian material yang disebabkan banjir bandang dan tanah longsor tersebut yakni puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele Kecamatan Ile, pemukiman warga sekitar yang hanyut terbawa banjir, lima jembatan putus, dan puluhan rumah terendam banjir di Kecamatan Adonara Barat.

Sebanyak 54 orang ditemukan meninggal dalam bencana ini. Pendataan jumlah korban dan kerugian masih terus didata oleh petugas.(tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs