Aditya Bimantara Putra torehkan prestasi gemilang dengan meraih medali emas dalam tiga kejuaraan karate sekaligus, satu di antaranya adalah kejuaraan internasional secara virtual pada International Karate Virtual 2nd Primero Championship menyisihkan 400 peserta dari 13 negara.
Dua kejuaraan Karate lainnya yang diikuti Aditya Bimantara Putra mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, yang juga memenangi Kejuaraan Nasional Virtual Trisakti Open & Festival dan Open Tournament Tingkat Nasional dalam Jakartta Karate Open & Festival IV.
“Bangga dan bersyukur pastinya, karena sekarang sudah berkuliah jadi bisa membawa nama Untag Surabaya. Kalau dulu bawa nama pribadi dan tempat latihan saja. Sekarang ini tentunya jadi lebih membanggakan,” terang Aditya yang masih di semester 2 ini.
Aditya menyebutkan harus mengikuti tiga kali babak penyisihan hingga akhirnya menjadi juara. Meski kejuaraan digelar secara virtual, tetap tidak menghalangi semangat Aditya untuk mengharumkan nama almamaternya.
Ketertarikan Aditya pada Karate berawal sejak belasan tahun lalu saat dirinya duduk di bangku Sekolah Dasar. Uniknya, Aditya mengenal olahraga ini dengan paksaan orang tuanya. “Kelas 1 SD dipaksa ikut ekskul karate, didorong terus sama orang tua. Lambat laun karena sering latihan jadi suka. Karena sering juara, jadi masuk SMP dan SMA lewat jalur prestasi. Jadi terima kasih sekali pada orang tua,” kata Aditya.
Saat ini, Aditya menjadi pelatih Karate pada Pegasus Karate School yang dirintisnya sejak Agustus tahun 2019 lalu. Tak kurang dari 150 peserta yang dilatih. “Dari SMA ngelatih sana sini karena banyak yang minat. Saya didorong untuk membuka pelatihan. Alhamdulillah awal buka langsung ramai yang ikut karena sebelumnya sudah menginfokan ke wali murid,” ujar Aditya, Senin (22/3/2021).
Di tempat latihan, Aditya dan para muridnya berlatih bersama, termasuk untuk persiapan kejuaraan. Saat ditanya tentang tantangan terbesar dalam latihan, mahasiswa kelahiran Banyuwangi ini mengaku, bahwa tantangannya lebih ke bagaimana melawan rasa bosan. “Karena sudah Karate sejak kecil. Jadi ada rasa malas untuk mengulang gerakan yang sama,” kata Aditya lagi.
Aditya bersyukur karena mendapatkan dukungan penuh dari pihak universitas. “Awalnya mau vakum dari Karate, ternyata gak bisa lepas. Apalagi diberi apresiasi dan support oleh BKA (Biro Kemahasiswaan dan Alumni),” ujar Aditya.
Dengan prestasinya tersebut Aditya berharap dapat membangkitkan lagi UKM Karate yang sedang vakum. Ke depan, Aditya akan kembali bertanding dan mengajak mahasiswa lainnya untuk berprestasi, “Selagi badan sehat, ayo lakukan hal yang berguna. Prestasi bukan hanya olahraga, tapi sesuai minat bakat masing-masing. Ayo banggakan almamater tercinta,” pungkas Aditya.(tok/ipg)