Jumat, 22 November 2024

Menristek/BRIN Serahkan GeNose ke MUI

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Bambang S Brojonegoro Menristek/BRIN (tengah) saat menyerahkan alat GeNose ke MUI. Foto : istimewa

MUI melaksanakan vaksinasi kedua untuk pengurus berusia 60 tahun ke bawah. Pada vaksinasi kedua, Bambang S Brojonegoro Menteri Riset dan Tekhnologi/BRIN hadir ke MUI menyerahkan Genose yang nantinya digunakan untuk screening memasuki gedung MUI Pusat.

Sebelum proses penyerahan, Miftachul Akhyar Ketua Umum MUI Pusat menyampaikan terimakasih mewakili MUI kepada Menristek/BRIN atas alat genose ini. Dia mengatakan, kehadiran genose ini merupakan bentuk kepedulian bersama anak bangsa terhadap kesehatan.

“Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan ini bisa kita gunakan dengan sebaik-baiknya, bermanfaat, bermaslahat untuk semua anak bangsa tanpa membeda-bedakan, kemudian kita bisa menggunakannya dengan amanah,” kata Miftachul Akhyar di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Kamis (18/3/2021).

“Mudah-mudahan alat ini menjadikan lahirnya sebuah kepercayaan diri bagi anak bangsa, tidak kalah dengan bangsa lain, semoga ini semua diberkahi oleh Allah SWT,” katanya.

Sementara itu, Bambang Brojonegoro Menristek/BRIN mengatakan, Genose ini dulu sebenarnya bernama e-nose atau hidung elektronik yang ditemukan sejak tahun 2010 oleh dua ilmuwan UGM. Pada mulanya, alat ini digunakan untuk mendeteksi orang yang terkena penyakit TBC. Pada waktu itu, pasien TBC baru mengetahui terkena TBC ketika kondisinya sudah parah dan berbahaya. Alat ini hadir untuk mengantisipasi dari awal sehingga TBC tidak parah. Berhubung pada tahun 2020 ada Covid-19, lanjut Menristek, maka kemudian alat ini dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya Covid-19.

“Di dalam perjalanan, karena ini memakan waktu yang sangat panjang, sehingga e nose yang untuk TBC sementara dialihkan dulu untuk Covid-19. Kenapa bisa dialihkan cepat? Karena ini tidak hanya inovasi anak bangsa, namun inovasi anak bangsa menggunakan bahan terkini yaitu revolusi industri 4.0,” ungkapnya.

Genose ini, ujar dia, juga memanfaatkan tekhnologi Kecerdasan Buatan/Artifisial Intelligence. Dari waktu ke waktu, dengan semakin banyaknya data yang terekam, maka akurasi genose akan semakin membaik. Dia menegaskan bahwa Genose ini ditujukan untuk screening saja, bukan untuk diagnosa. Bagaimanapun, Swab Test PCR tetap belum tergantikan untuk kebutuhan diagnosa.

“Ini sangat berguna untuk screening, didesain untuk menjadi alat screening, karena untuk diagnosa itu tetap PCR test. Sebelum ke PCR Test, terutama untuk tempat-tempat yang banyak lalu lintasnya seperti simpul transportasi,” kata dia.

Menristek berharap, Genose di MUI ini bisa dimanfaatkan oleh karyawan dan pengurus MUI Pusat. Setiap masuk kantor, akan discreening melalui genose terlebih dahulu.

“Kantor di sekretariat MUI selayaknya menggunakan genose setiap pagi. Kalau karyawan setiap pagi dites dulu apakah Kondisi nya negatif. Kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari MUI juga masyarakat agar temuan anak bangsa ini benar-benar bermanfaat bagi keselamatan dan kesehatan bangsa Indonesia,” katanya.(faz/bid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs